Bagikan artikel ini :

Bersaksi di Saat Sulit

Kisah Para Rasul 26:12-23

Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. Kisah Para Rasul 26:19

Cerita awal perikop ini adalah saat Paulus di Yerusalem, ia ditangkap oleh orang-orang Yahudi yang tidak suka dengannya dan menganggapnya sesat. Paulus hampir dibunuh dan dihakimi orang banyak.
Akhirnya ia ditangkap dan dihadapkan pada pengadilan agar dijatuhi hukuman mati. Karena tidak ada bukti kuat untuk dihukum mati, tapi ia tetap dipenjara, maka Paulus mengajukan banding kepada kaisar. Namun masalahnya, mereka bingung mau mendakwa Paulus atas dasar apa. Sampai datanglah Raja Agripa yang dianggap bisa menemukan kesalahan Paulus. Dan akhirnya Paulus dihadapkan kepada Agripa dan pejabat-pejabat lainnya.

Di hadapan raja Agripa, Paulus tidak berubah imannya, sekalipun dirantai. Paulus tetap teguh pada imannya, meskipun sendirian dan mengeluarkan satu pernyataan yang luar biasa, “Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat” (ay. 19). Ini aneh kan? Sudah menderita, sendirian, nyawanya terancam, tapi Paulus tidak undur.
Apa yang menyebabkan ia seperti itu? Pertama, Paulus menyadari bahwa kuasa manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kuasa Allah yang memanggilnya, kuasa Sorgawi yang begitu agung dan mulia. Itulah kenapa ia taat. Kedua, mengapa Paulus tetap bersaksi sekalipun sulit? Itu karena Tuhan Yesus sudah mengubahkan hidupnya secara total. Ia mau berkata bahwa hidupnya yang mustahil untuk dirubah, bisa diubahkan oleh Tuhan (ay. 15-16). Paulus tahu dirinya tidak akan berhenti untuk memberitakan Injil karena orang serusak apa pun bisa diubahkan oleh Kristus.

Paulus diubahkan hidupnya bukan untuk dirinya sendiri lalu hanya ongkang-ongkang kaki, santai-santai menikmati hidup. Ia tetap menjalankan panggilannya. Sekalipun sulit, Paulus tidak undur memberitakan Injil. Malah ia tetap berdoa supaya Agripa dan semua orang yang mendengarkannya di sana bisa percaya (ay. 29). Tangan dan kaki Paulus mungkin terbelenggu saat itu tetapi jiwanya bebas. Dalam posisi terbelenggu, ada kebebasan dan kemenangan Injil. Injil sudah diberitakan kepada “orang-orang besar” di sana.
Dalam berbagai situasi hidup ini, kita pun sebagai orang Kristen dipanggil untuk tetap menjadi saksi, maukah Anda seperti Paulus?

KUASA YESUS YANG MENYELAMATKAN ANDA BEGITU BESAR DIBANDINGKAN KESULITAN YANG DIHADAPI SAAT MENYAKSIKAN KEMULIAAN-NYA.