Bagikan artikel ini :

Bertahan Sampai Akhir

Yakobus 1:12-18

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia.
- Yakobus 1:12

Film The 33 dibuat dari kisah nyata 33 penambang yang terjebak di lubang penambangan yang runtuh. Di dalam masa penantian untuk diselamatkan, mereka tidak tinggal diam dan berusaha bertahan. Mereka aktif memikirkan solusi, membagi makanan dengan semaksimal mungkin agar bisa bertahan, dan ketika ada yang mengalami serangan panik, mereka saling menenangkan. Sambil menantikan pertolongan dari tim penyelamat, ke-33 penambang ini bertahan hidup dengan melakukan sesuatu, bukan hanya pasrah dan menyerah menghadapi situasi.

Ayat emas hari ini sangatlah menghibur dan menguatkan karena menyatakan bahwa setiap orang yang bertahan dalam melalui pencobaan dan penderitaan, disebutkan akan berbahagia. Mengapa? Karena sesudah berhasil bertahan dalam pencobaan, ia akan menerima upah, yaitu mahkota kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi-Nya. Kebanyakan orang ketika mengalami penderitaan, cenderung menyalahkan Tuhan. Mengapa saya harus mengalaminya, Tuhan? Mengapa Tuhan memberikan cobaan ini? Mengapa, mengapa, dan mengapa?

Selama hidup di dunia, kita akan mengalami banyak pencobaan, pergumulan, penderitaan atau situasi-situasi yang tidak menyenangkan yang tidak diharapkan. Namun, ayat emas mengingatkan kita untuk bertahan dengan cara “mengasihi Dia”. Bagaimana mungkin kita dapat bertahan hanya dengan mengasihi Tuhan? Inilah keindahan kekristenan, yaitu bukan sekadar agama atau panduan moralitas, melainkan keindahan relasi dengan Tuhan Allah sebagai Bapa dan kita sebagai anak-Nya. Untuk dapat mengasihi-Nya, kita perlu selalu berupaya memupuk relasi dengan Tuhan, layaknya ayah dengan anak. Kita menjaga keawetan relasi dengan senantiasa bergaul dengan firman-Nya, menikmati kehidupan doa dan penyembahan kita, baik secara pribadi maupun komunal. Dengan melakukannya, kita tidak lagi fokus pada penderitaan dan alasan mengapa saya mengalaminya, melainkan fokus pada betapa besar kasih Allah kepada kita. Ini mendorong kita untuk taat dalam pencobaan.

Marilah mengisi masa penantian dengan semangat bertahan dalam setiap situasi, baik suka maupun duka, ringan atau berat, menyesakkan atau melegakan, dengan mengasihi Tuhan Yesus melalui ketaatan yang tulus dan murni. Bertahanlah sampai akhir saat kita menghadapTuhan di akhirat maka kita akan mendapatkan mahkota kehidupan atas kesetiaan kita.


Refleksi Diri:

  • Apa yang seringkali membuat Anda sulit untuk bertahan selama hidup di dunia?
  • Bagaimana komitmen Anda untuk menunjukkan kasih Anda kepada Tuhan Yesus Kristus?