Bagikan artikel ini :

Bertekun Dalam Pekerjaan Tuhan

Kisah Para Rasul 2:41-47

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
- Kisah Para Rasul 2:42

Gereja mula-mula melakukan follow-up atas orang-orang yang telah dibaptis. Menarik memperhatikan mereka bertekun dalam empat hal utama, yaitu pengajaran, persekutuan, memecah roti, dan berdoa. Namun, hari ini kita
secara khusus memerhatikan istilah “bertekun”. Istilah “bertekun” muncul enam kali di dalam kitab Kisah Para Rasul, “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa….” (Kis. 1:14) salah satunya. Teolog Ajith Fernando menegaskan bahwa arti dari kata “bertekun” merujuk pada kesediaan untuk terus berlaku setia dalam komunitas. Kata ini juga sering digunakan untuk menjelaskan gagasan bertahan dalam melakukan sesuatu yang seringkali tidak mudah.

Salah satu contoh sikap tekun ditunjukkan oleh penjelajah Christopher Colombus. Ia dan krunya menjumpai banyak kesulitan yang luar biasa dalam pelayaran mencari jalan ke Asia. Begitu beratnya hingga kru dari tiga kapal yang dipimpinnya hampir memberontak. Namun, Colombus bertahan. Catatan jurnal yang ditulisnya mencatat, “Hari ini kami berlayar terus.” Ketekunannya berhasil. Ia memang tidak menemukan jalur cepat ke India, tapi malah menemukan benua-benua baru lainnya.

Dalam konteks gereja mula-mula, sikap bertekun ini menunjukkan bahwa walaupun di satu sisi ada berkat rohani luar biasa dari Roh Kudus, yaitu banyak orang menjadi percaya, tapi di sisi lain ada usaha yang dilakukan manusia–sebagai rekan kerja Allah–sebagai respons terhadap karya-Nya. Penulis Frank Tyger mengamati, “dalam setiap kemenangan ada banyak usaha,” tetapi bertekun berarti lebih dari sekedar berusaha atau bekerja keras. Ketekunan (atau kegigihan) adalah suatu investasi. Ketekunan adalah kerelaan untuk mengikat diri sendiri secara emosional, intelektual, jasmani, dan rohani pada suatu gagasan atau tugas sampai gagasan atau tugas tersebut diselesaikan.

Ketekunan tentu menuntut banyak usaha, tapi berita baiknya, segala sesuatu yang Anda berikan adalah suatu investasi dalam diri Anda sendiri. Dalam konteks bergereja, ketekunan melakukan pekerjaan-Nya merupakan investasi dalam membangun hubungan cinta dengan Yesus dan dengan jemaat-Nya.

Ayo, kita berlatih untuk selalu bertekun dalam apa pun pekerjaan yang Tuhan Yesus percayakan di tengah lingkungan keseharian atau dalam pelayanan kita di gereja.

Refleksi Diri:

  • Apakah selama ini Anda telah bertekun ketika harus menghadapi berbagai tantangan hidup?
  • Apa komitmen yang Anda akan ambil dalam meningkatkan ketekunan di keseharian dan dalam pelayanan di gereja?