Bagikan artikel ini :

Bibit Bebet Bobot: Bijak Pilih Jodoh

2 Korintus 6:11-18

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
- 2 Korintus 6:14

Tuhan menghargai kehendak bebas manusia termasuk berpikir bijak dalam hal memilih jodoh. Jadi jodoh bukan ketetapan Allah bahwa Si A harus jadi dengan si B, tetapi Tuhan menetapkan prinsip-prinsip dalam memilih pasangan dan yang utama adalah jangan memilih yang tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya. Sebab jika jodoh kita sudah ditakdirkan oleh Allah, mengapa ada perceraian, ada cekcok dalam rumah setiap hari, atau karena keluarga jauh dari kata bahagia, manusia akhirnya frustasi dan menyalahkan Tuhan.

Alkitab mengajarkan beberapa prinsip dalam memilih jodoh: Pertama, memiliki iman yang sama di dalam Tuhan Yesus. Kedua, lawan jenis bukan sejenis. Alkitab tidak merestui LGBT. Ketiga, bertekad mengikat perjanjian seumur hidup. Keempat, bertekad mengikuti dan melayani Tuhan bersama. Kelima, seimbang. Selain rohaninya yang seimbang, lalu apa lagi? Mungkin Prinsip Bibit, Bebet, Bobot bisa dijadikan pertimbangan.

Bibit yakni melihat latar belakang keluarga orang yang dipilihnya. Apakah dari keluarga baik-baik, tidak broken home, berpendidikan, dan memiliki pola asuh anak yang baik. Meski bukan ukuran mutlak tetapi prinsip keseimbangan ini penting. Ada yang pasangannya dari keluarga broken home dan akhirnya bisa baik, tetapi perlu penyesuaian dan perjuangan yang tentu tidak mudah.

Bebet yakni dimaknai sebagai status ekonomi seseorang dalam kehidupan rumah tangga. Ekonomi menjadi kebutuhan dasar manusia. Jika keluarga dengan latar belakang ekonomi seimbang akan lebih mudah penyesuaiannya. Jika berbeda jauh akan lebih susah. Umumnya jika wanita lebih di bawah status ekonominya, permasalahan tidak terlalu banyak. Namun, jika pria jauh lebih di bawah maka kemudian hari sang istri bisa disengsarakan, dimanfaatkan, bahkan diceraikan, kecuali pria tersebut sudah sungguh bertobat dalam Tuhan Yesus dan bertumbuh dalam iman dan karakternya.

Bobot melihat kualitas diri seseorang. Apakah fisiknya sehat, santun, karakternya baik: berani kerja keras dan daya juang tinggi, soft skill yang cukup, dan kerohanian yang sehat.

Camkanlah, pilihlah pasangan yang seimbang, calon menantu yang seimbang, sambil tentu tetap membutuhkan anugerah kasih setia Tuhan yang besar.

Salam pilih yang seimbang.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah mencari calon pasangan hidup/menantu yang seimbang dan mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot yang baik?
  • Bagaimana Anda sebagai anak Tuhan mencoba menyeimbangkan diri dengan pasangan dalam hal kerohanian, tentu ke arah kerohanian yang lebih baik?