Bagikan artikel ini :

Bokehlicious

Lukas 9:57-62

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.
-Lukas 9:62

Istilah “bokeh” dalam dunia fotografi berasal dari bahasa Jepang, yaitu “boke” yang artinya blur. Pertama kali dipopulerkan oleh Mike Johnston, editor majalah Photo Techniques tahun 1997. Awalnya, foto semacam ini dianggap gagal karena tidak sempurna, yaitu gambar yang didapat blur, tidak jelas. Namun, gaya foto ini ternyata dipakai untuk mengaburkan gambar pada area yang lain untuk fokus pada hal yang utama. Efek bokeh sederhananya adalah tidak menampilkan bagian yang tak perlu, tetapi menonjolkan bagian yang utama.

Sebagai anak Tuhan, kita pun harus memandang hidup dengan efek bokeh. Apa maksudnya? Iya, banyak hal di dunia yang sering menjadi fokus kita sehingga pandangan terhadap Tuhan Yesus semakin kabur. Kita tidak begitu mengenal-Nya, tidak memperhatikan kehendak-Nya. Efek bokeh dalam kerohanian seharusnya menjadikan Yesus fokus utama dalam hidup, yang lain harus dikaburkan.

Yesus menegur orang yang memiliki banyak alasan untuk mengikut-Nya dengan sungguh-sungguh. Orang ketiga dalam perikop ini berdalih ketika mau mengikuti-Nya, “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” (ay. 61). Dalam mengikut Yesus ia punya syarat. Baginya mengikut Yesus penting, tetapi bukan hal terpenting dalam hidupnya, bukan menjadi fokus yang utama. Pada saat itu Tuhan Yesus menegaskan, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Membajak sambil menoleh ke belakang akan membuat pekerjaan tidak beres karena fokusnya terpecah. Kata “menoleh ke belakang” berarti hidup yang dikuasai masa lalu. Yesus tahu bahwa hati orang ini masih belum sepenuhnya fokus mengikuti-Nya. Dengan keras Dia menegur orang yang tidak fokus tersebut “tidak layak untuk kerajaan Allah” (ay. 62b).

Di kehidupan banyak sekali yang bisa membuat kita mengaburkan Tuhan. Contoh kesehariannya seperti, menyepelekan kehadiran dalam ibadah, berkompromi kotor dalam pekerjaan agar dapat bertahan, memilih-milih bagian firman Tuhan yang mau ditaati dan yang diabaikan, dan masih banyak lagi. Mengikut Yesus berarti harus fokus penuh hanya kepada-Nya, serta mengikuti jalan yang Dia jalani.

Refleksi Diri:

  • Hal apa yang sering mengaburkan fokus Anda dalam mengikuti Tuhan Yesus?
  • Mengapa Yesus mau kita sebagai pengikut-Nya hanya fokus kepada diri-Nya?