Bukan Korban Biasa
Ibrani 10:14-18
Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
- Ibrani 10:14
Kita mungkin pernah mendengar kisah-kisah pengorbanan luar biasa yang dilakukan seseorang. Seorang ayah rela dirinya dijadikan kuda-kudaan di tempat umum oleh orang lain. Sekali ditunggangi dibayar dua belas ribu. Ia melakukannya untuk anaknya yang didiagnosa leukimia dan membutuhkan biaya pengobatan besar. Kisah lainnya, seorang ibu menjual pelukan demi biaya perawatan anaknya yang sakit. Belum lagi seorang ayah yang rela menjadi samsak, yaitu karung untuk berlatih tinju, lagi-lagi untuk mengumpulkan biaya pengobatan anaknya. Mereka adalah orang-orang yang mau mengorbankan diri, rasa malu dan sakit agar orang yang mereka kasihi kondisinya bisa lebih baik.
Kita juga sebagai orang Kristen akrab dengan pengorbanan Kristus. Kita sangat tahu bagaimana Kristus mati di kayu salib berkorban untuk menyelamatkan kita, manusia berdosa. Kita yang tidak berdaya, diselamatkan oleh-Nya. Namun, apakah kita masih memandang istimewa pengorbanan Kristus atau karena sudah terlalu terbiasa, semuanya menjadi biasa-biasa saja buat kita? Jika kita memahami betapa pentingnya pengorbanan Kristus, kita seharusnya tidak akan lagi menyia-nyiakan hidup yang diberikan.
Satu korban saja menunjukkan keistimewaan. Pengorbanan yang dilakukan hanya satu kali, tetapi berdampak selama-lamanya. Artinya, sampai kapan pun tidak ada yang bisa menggagalkan pengorbanan Kristus. “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” (Ibr.10:14). Hidup manusia tidak ada yang sempurna. Ada kalanya jatuh ke dalam dosa. Dosa yang tidak bisa diselesaikan dengan korban binatang, melainkan dengan korban Kristus yang sempurna. Pengorbanan Kristus menguduskan selama-lamanya. Dia menyempurnakan kita yang tidak sempurna. Tidak ada andil dari kita sedikit pun yang memastikan diri kita diselamatkan.
Pengorbanan Kristus memiliki arti kita tidak bisa sembarangan hidup dan jangan menganggap sepele dosa. Hendaklah hidup dipenuhi kasih kepada orang lain dan hiduplah benar. Kita memang tidak dapat mengorbankan apa pun untuk bisa diselamatkan, termasuk diri kita sendiri. Syukur kepada Tuhan, kita diselamatkan karena pengorbanan Kristus. Hargai pengorbanan-Nya dengan cara menjalani hidup yang benar sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan. Persembahkan hidup kita hanya untuk Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat kita.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda selama ini memandang pengorbanan Kristus? Apakah dengan istimewa atau biasa-biasa saja?
- Apa komitmen yang mau Anda lakukan sebagai respons atas pengorbanan Kristus?