Bagikan artikel ini :

Bukti Allah Mengasihi

Roma 8:28-30

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28

Sepasang suami istri setelah sekian lama menikah akhirnya dikarunia seorang anak laki-laki. Mereka sudah lama merindukan anak sehingga begitu mengasihinya. Segala kebutuhan dan keinginannya dipenuhi.
Sewaktu kecil hal ini tidak menjadi masalah, tapi saat menginjak remaja, masalah mulai muncul. Karena begitu mengasihi anaknya, pasangan ini merasa kasihan setiap kali harus menghukumnya. Karena setiap keinginannya dikabulkan, anak ini berubah menjadi manja dan kurang mempunyai daya juang. Akhirnya si anak kedewasaannya tidak matang, meskipun fisiknya sudah dewasa.

Seringkali kita salah memahami tentang kasih. Kasih dipahami sebagai pemberian yang baik atau perhatian yang penuh kasih sayang. Kalau marah tandanya tidak mengasihi. Kalau memberi hukuman tandanya benci.

Hal ini berlanjut pada hubungan kita dengan Tuhan. Kalau Tuhan mengasihi kita, maka Dia “harus” memberkati kita dengan kecukupan materi, kesehatan yang baik, dan keberhasilan dalam karier atau studi. Namun, jika semua itu tidak diberikan maka kita menganggap bahwa Tuhan tidak mengasihi kita.

Kasih yang semacam ini justru menjadi bentuk kasih yang tidak lengkap. Kasih tidak hanya dalam bentuk memberi hal yang baik tetapi terkadang mengizinkan hal yang buruk terjadi untuk menjadi pelajaran yang baik.

Paulus menyatakan di dalam ayat emas kita hari ini bahwa Tuhan “turut bekerja” dalam segala sesuatu - termasuk hal yang buruk sekali pun - untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Artinya, Tuhan mengizinkan pergumulan, masalah, dan tantangan hidup terjadi di dalam hidup kita untuk menyatakan kebaikan dan rencana-Nya bagi kita. Melalui segala perkara tersebut, kita justru dibentuk untuk serupa dengan gambaran anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (ay. 29).

Bersyukurlah kalau Tuhan masih izinkan kita mengalami pergumulan dan permasalahan hidup karena itu tandanya Dia mengasihi kita. Sama seperti umat Israel yang dibuang selama tujuh puluh tahun demi kebaikan mereka, Tuhan izinkan penderitaan hadir di dalam hidup kita untuk menjadikan kita lebih baik lagi. Karena setelah melewati semua itu, kita dibentuk semakin dewasa dan serupa dengan Kristus untuk menjadi terang kemuliaan-Nya.

SAYANG TANPA HAJARAN PENUH KASIH MENJADIKAN ANAK TIDAK PUNYA MASA DEPAN.