Bagikan artikel ini :

Butuh Tuhan

Mazmur 147

Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
- Mazmur 147:10-11

Seorang ibu begitu sedih ketika anaknya yang berkuliah di luar kota berbicara kepadanya demikian, “Bu, saya sudah lama tidak ke gereja karena saya melakukan semuanya sendiri. Saya sudah membuktikan, tanpa Tuhan pun hidup ini berjalan seperti biasa. Semuanya tergantung pada diri saya saja.” Jika kita cermati, banyak orang berpikir serupa anak muda ini. Saat segala sesuatunya berjalan baik, kita dapat berpikir demikian. Kita merasa mampu, segala sesuatunya ada di dalam kendali kita.

Jika melihat Mazmur 147, pemazmur menujukan semuanya kepada Tuhan saja. Ia menceritakan segala perbuatan Allah, dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar. Semuanya berjalan di dalam pemeliharaan Tuhan, bahkan baginya Tuhan hadir saat terluka. Hal ini sama terjadi dengan hidup kita. Allah terlibat dalam setiap sisi hidup kita. Jika pemazmur menuturkan tentang Allah, ada satu kesadaran bahwa semuanya karena Allah saja. Apakah masuk akal jika seluruh hidup kita ditopang oleh Tuhan, tetapi justru kita menaruh kepercayaan dan pengharapan pada hal-hal lain yang sama lemahnya dengan kita? Seperti yang dikatakan di ayat 10-11, “Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.”

Satu alasan utama kenapa kita harus menghormati, mengandalkan, dan memuji Tuhan adalah karena Yesus menyelamatkan hidup kita. Banyak hal bisa kita kejar dan usahakan di dalam dunia, tetapi tentang keselamatan, sekeras apa pun usaha yang diberikan tidak akan dapat memperolehnya kalau tidak dianugerahkan. Pemberian terbesar yang bisa kita terima adalah Tuhan Yesus. Keselamatan bukan didapatkan dengan emas perak, tetapi dengan darah yang mahal, darah Kristus. Jika kita sungguh sudah mengalaminya, setiap kali ingat akan anugerah Tuhan, kita akan bersyukur dan memuji-Nya. Kita malu kalau bersikap jumawa dan tidak akan berkata, “Saya tidak butuh Tuhan,” melainkan berkata, “Tuhan aku perlu Engkau setiap waktu.”


Refleksi Diri:

  • Apa saja perbuatan Tuhan yang Anda sadari di dalam hidup Anda? Tuliskan segala perbuatan-Nya baik yang besar ataupun kecil!
  • Mengapa kita perlu bersandar kepada Tuhan Yesus dan memuji segala perbuatan-Nya?