Bagikan artikel ini :

Cinta Yang Tiada Akhir

Hosea 2

Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.
- Hosea 2:18

Kisah Hosea dan Gomer adalah sebuah cerita tentang cinta yang tak berujung. Kisah tentang kasih karunia yang tak berkesudahan. Pernikahan mereka tidaklah mudah karena Gomer terus berselingkuh dengan pria-pria lain. Kisah ini menggambarkan ketidaksetiaan Israel terhadap Tuhan. Mereka kerap kali mendua hati dengan menyembah illah-illah lain. Meskipun demikian, Tuhan tetap setia walau umat tidak setia. Apa pesan utama dalam kitab ini?

Menghadapi istri yang sundal, Hosea bereaksi seperti orang lain. Ia terluka. Namun, karena hubungannya dengan Tuhan, Hosea memperlakukan istrinya dengan lembut. Ia mengejar Gomer di tengah-tengah dosanya dan berkata, “Engkau harus tinggal bersamaku berhari-hari; kamu tidak boleh menjadi pelacur atau berhubungan intim dengan pria mana pun, dan aku akan berlaku sama terhadap kamu.” (bdk. Hos. 3:3). Dengan cara yang sama seperti Hosea menunjukkan kasih karunia kepada istrinya, Tuhan menunjukkan kasih karunia kepada kita. Tuhan mengasihi kita terlepas dari dosa-dosa kita. Kasih-Nya tidak pernah gagal, dan Dia tidak akan pernah berubah.

Hubungan Hosea dan Gomer adalah metafora yang indah untuk hubungan Allah dengan umat-Nya. Meskipun Allah terluka oleh dosa Israel, mereka tetaplah umat-Nya karena cinta Tuhan tiada akhir. Tuhan berkata tentang Israel, “Aku akan menunjukkan kasih-Ku kepada orang yang Aku sebut ‘Bukan kekasih-Ku.’ Aku akan mengatakan kepada mereka yang disebut ‘Bukan umat-Ku,’ ‘Kamu adalah umat-Ku’.” (bdk. Hos. 2:22).

Seperti Gomer, kita berjuang untuk melepaskan dosa-dosa kita. Bahkan ketika kita memiliki begitu banyak cinta untuk diterima, kita mencari pemenuhan di tempat lain. Ketika kita mengalami perasaan bersalah atau tidak layak, kita dapat mengingat janji-janji Tuhan. Jika Anda telah lari dari Tuhan, ingatlah tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya, dan Dia selalu siap menyambut kita pulang. Lebih dari itu, jika kita sudah banyak mendapatkan kasih setia pengampunan dan kemurahan Tuhan Yesus, maukah kita menunjukkannya kepada orang lain?

Salam cinta tiada akhir.

Refleksi diri:

  • Apa saja kasih pengampunan dan kemurahan Tuhan Yesus yang telah Anda terima selama ini?
  • Bagaimana Anda dapat menunjukkan kasih karunia kepada orang lain hari ini?