Bagikan artikel ini :

Ciri-Ciri Pembawa Ajaran Palsu

Yehezkiel 13:1-23

Hai anak manusia, bernubuatlah melawan nabi-nabi Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka yang bernubuat sesuka hatinya saja: Dengarlah firman TUHAN! Yehezkiel 13:2

Pembawa ajaran palsu selalu ada di dalam setiap zaman, termasuk era modern ini. Masalahnya, kita sulit membedakan mereka dari yang asli atau sejati. Mereka pandai membungkus diri dengan penampilan dan bahasa rohani yang sepintas sama saja dengan yang asli. Teks yang kita baca hari ini memberikan beberapa ciri dari pembawa ajaran palsu.

Pertama, mereka menyampaikan isi hati atau imajinasi mereka. Mereka berpikir itu dari Tuhan tetapi sesungguhnya bukan (ay. 3). Pada zaman sekarang, kita bisa menemukan ciri itu pada pengkhotbah yang lebih senang membahas isi hatinya daripada menggali dan menyampaikan isi Alkitab.
Mereka menyampaikan mimpi atau penglihatan ke sorga atau ke neraka, atau kisah sensasional lainnya. Kalaupun membuka Alkitab, mereka biasanya hanya membaca sambil lalu saja.

Kedua, mereka tidak menyentuh isu-isu pokok seperti dosa, ketidakadilan, pertobatan, kesucian, iman (ay. 5). Nabi Yehezkiel menggunakan metafora tembok yang dikapur putih (ay. 11). Seharusnya tembok itu diperbaiki sehingga bisa kokoh menghadapi hari peperangan. Akhirnya badai mengelupaskan kapur itu dan menelanjangi kerapuhannya. Demikian juga pembawa ajaran palsu jarang sekali mengkhotbahkan tentang dosa, pertobatan, kesucian atau ajaran yang membawa kepada hubungan yang lebih intim dengan Allah. Khotbah mereka lebih ke arah humanisme, pengembangan diri, berkat, dan hidup sukses.

Ketiga, mereka lebih tertarik kepada ramalan nasib atau penglihatan pribadi daripada memberitakan firman Tuhan. Mereka bukan orang yang serius mendalami firman. Mereka hanya serius dalam hal mendapatkan keuntungan finansial (ay. 17-19). Bukankah itu terjadi di masa kini? Sudah bukan rahasia ada orang-orang yang mengaku hamba Tuhan menyatakan penglihatan kepada pribadi tertentu dan mencari keuntungan finansial dari mereka.
Khotbah mereka sangat menekankan tentang persembahan sedangkan pertanggungjawaban uang itu tidak transparan.

Berhati-hatilah. Jangan mudah tertarik dengan ajakan untuk mengikuti ajaran palsu meskipun itu tampak sangat memikat dan memberi janji indah.

WASPADALAH TERHADAP PEMBAWA AJARAN PALSU, PEMBERI JANJI PALSU.