Bagikan artikel ini :

Diampuni untuk Mengampuni

Matius 18:21-35

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efesus 4:32

Film The Shack (2017) menceritakan tentang seorang bernama Mack yang hidup bahagia bersama istri dan ketiga anaknya. Namun suatu hari, kebahagiaannya terenggut ketika putri bungsunya hilang. Belakangan polisi menemukan pakaian gadis itu di dalam sebuah gubuk di tengah hutan. Polisi mencurigai ia adalah korban pembunuh berantai tetapi jasadnya tidak ditemukan. Peristiwa itu sangat mengguncang kehidupan Mack, sampai suatu hari ia bertemu dengan tiga orang yang merupakan personifikasi Allah. Melalui perjumpaan itulah, Mack mampu mengampuni orang-orang yang telah melukainya dan membunuh anaknya.

Perumpamaan yang diceritakan Tuhan Yesus menyatakan betapa sulitnya kita mengampuni orang lain padahal kita sudah lebih dahulu diampuni Allah. Kita sering merasa diri di pihak yang benar dan orang lain di pihak yang salah. Kita memainkan peran sebagai hakim. Kita tidak menyadari betapa besar kasih dan pengampunan dari Allah dan terus menyimpan dendam kepada orang yang hanya sedikit bersalah kepada kita.

Untuk dapat mengampuni secara tuntas, ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama, kita harus melepaskan hak menghukum orang lain dan menerimanya kembali. Untuk dapat melakukan hal itu, kita jangan tinggal dalam perkara yang menyakitkan. Pengampunan tidak sama dengan melupakan. Perbuatan yang sangat menyakitkan tidak akan bisa dilupakan. Namun, pengampunan berarti tidak mengingat-ingat terus kesalahan, tidak membiarkannya muncul terus dalam pikiran dan membakar jiwa kita. Untuk dapat melakukan hal itu, kita harus mengingat-ingat kebaikan Allah yang lebih dahulu mengampuni dosa kita yang sangat besar.

Kedua, kita harus rela berkorban. Allah berkorban sangat besar yaitu Anak-Nya sendiri demi mengampuni dosa kita. Demikian juga jika kita ingin mengampuni orang lain, kita harus rela berkorban. Kita harus rela menerima luka dan sakit yang ditimbulkan. Luka dan sakit itu tidak bisa disembuhkan dengan balik melukai orang yang melukai kita.

Jadi, kunci supaya kita mampu mengampuni adalah mengingat selalu kebaikan pengampunan Allah dan kerelaaan untuk menerima luka yang timbul. Caranya, dengan berdoa memohon kekuatan dari Tuhan Yesus Kristus.

SEBAGAIMANA KRISTUS SUDAH MENGAMPUNI KITA, HENDAKLAH KITA JUGA MENGAMPUNI ORANG LAIN.