Bagikan artikel ini :

Dipanggil Menjadi Murid (2)

Matius 4:18-22

Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Matius 4:21,22

Dalam renungan kemarin kita sudah belajar bahwa orang Kristen dan murid Kristus adalah identik. Dari ayat bacaan ini, kita juga bisa belajar tiga prinsip menjadi murid Yesus. Saya akan ringkas menjadi 3M.

M pertama adalah mengutamakan Yesus. Yesus memanggil Yakobus dan Yohanes yang sedang menjala ikan bersama ayah mereka, Zebedeus. Ketika dipanggil, mereka segera meninggalkan jala dan ayah mereka serta mengikut Yesus. Yesus pernah mengatakan bahwa barangsiapa ingin menjadi murid-Nya harus membenci ayah-ibunya (Luk. 14:26). Ini ayat paling keras dan paling sering disalahmengerti. Orang mengatakan Yesus itu egois sekali.
Padahal Yesus berbicara bukan membenci dalam arti memusuhi atau putus hubungan. Yang dimaksud oleh-Nya adalah hubungan dengan Yesus itu sedemikian pentingnya sehingga harus diutamakan melebihi segala hubungan di dunia ini, bahkan melebihi hubungan dengan keluarga sekalipun.

Segala hubungan di dunia ini tidak ada bandingannya dengan hubungan dengan Tuhan. Masa iya? Ya, karena pertama, hanya Tuhan-lah sumber hidup dan pemberi arti hidup. Tuhan juga yang memberikan kebahagiaan bagi kita. Jadi hubungan dengan Tuhan adalah hubungan yang paling bernilai, paling tinggi, paling membahagiakan, dan paling memuaskan jiwa. Hubungan dengan pasangan, dengan anak, dengan orangtua tidak selalu membahagiakan. Kadangkala bisa mengecewakan. Namun, hubungan dengan Tuhan Yesus adalah hubungan yang selalu membahagiakan karena Dia tidak pernah mengkhianati atau meninggalkan Anda.

Alasan kedua adalah karena hanya hubungan dengan Tuhan yang bersifat kekal. Hubungan dengan keluarga hanya sebatas di dunia ini. Yesus pernah berkata, di sorga nanti tidak ada lagi kawin-mengawinkan. Meskipun di sana kita bisa mengenali keluarga kita, tetapi hubungannya tidak akan lagi seperti di dunia. Di dunia kita mengasihi dan dikasihi terutama oleh keluarga kita. Di sorga, kita mengasihi Allah dan mendapat kasih Allah yang sempurna.

Dengan dua alasan inilah, maka kalau Tuhan Yesus menuntut kita mengutamakan Dia lebih daripada orangtua atau anak kita, hal itu tidaklah berlebihan. Yuk, cobalah merefleksi diri, seberapa besar usaha kita dalam mengutamakan Yesus? Jadikan Yesus sebagai prioritas di dalam setiap aspek hidup Anda.

MURID SEJATI MENGUTAMAKAN YESUS DI DALAM HIDUP, SETIAP KEPUTUSANNYA SELALU BERDASARKAN AJARAN KRISTUS.