Bagikan artikel ini :

Diproses melalui kehancuran

2 Korintus 5:16-19

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
- 2 Korintus 5:17

Pernahkah terpikir oleh kita, apa yang terjadi di dalam kepompong sehingga ulat bisa berubah menjadi kupu-kupu? Menurut penelitian ilmiah, ketika ulat berada di dalam kepompong sebenarnya terjadi proses perubahan tubuh, ulat menjadi hancur oleh enzim dan kemudian bertumbuh lagi menjadi tubuh kupu-kupu yang baru.

Sama seperti ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu, kita pun mengalami transformasi saat menjadi anak Tuhan. Dulu kita bagaikan seekor ulat yang memiliki kehidupan yang tidak baik. Kita mengikuti hawa nafsu duniawi dan menuruti kehendak daging (Ef. 2:3). Bersyukur Allah dengan perantara anak-Nya, yaitu Kristus Yesus, telah mendamaikan kita dengan Allah sehingga kita diselamatkan (ay. 18). Melalui Kristus, kita disebut ciptaan baru. Sifat-sifat lama berlalu, sementara sifat-sifat baru datang. Bagaikan ulat masuk ke dalam kepompong, kita pasti melewati proses yang tidak mudah untuk menjadi serupa dengan Kristus.

Melalui proses inilah kita belajar untuk mau berubah diri menjadi lebih baik. Tentu bukan dengan kekuatan dan kemampuan kita untuk mengubah diri, tetapi dengan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus mengoreksi dan mengubah kita menjadi lebih baik setiap waktu. Tentu tidaklah mudah karena kita harus melewati “kehancuran diri” terlebih dulu sebelum menjadi seperti kupu-kupu, yang menjadi berkat bagi banyak orang karena keindahannya.

Kehancuran yang dialami setiap orang pasti berbeda. Ada yang diproses melalui berbagai masalah hidup, yang buat kita belajar berserah dan percaya kepada Tuhan yang sanggup menolong. Bisa juga diproses melalui orang lain yang menegur kesalahan atau karakter kita. Sedikit demi sedikit, melalui pergumulan dan tantangan, kita berubah semakin menyerupai karakter Kristus. Jika kehancuran sampai membuat kita patah semangat, jangan putus asa dan tetap bangkit.

Jadi benar seperti yang Rasul Yakobus katakan bahwa kita harus berbahagia jika jatuh ke dalam berbagai pencobaan atau ujian (Yak. 1:2-4). Melalui berbagai ujian terhadap iman, akan menghasilkan ketekunan, dan ketekunan akan menjadikan kita sempurna dan utuh, tak kekurangan suatu apa pun dan akhirnya bertumbuh menjadi semakin dewasa secara rohani.

Refleksi Diri:

  • Apa proses kehancuran yang pernah Anda alami yang mengubahkan Anda menjadi lebih baik?
  • Tindakan apa yang Anda akan lakukan agar semakin bertumbuh dewasa dalam hal rohani?