Bagikan artikel ini :

Domba Yang Tidak Tahu Terima Kasih

Zakharia 11:4-17

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinganya.
- 2 Timotius 4:3

Anda mungkin suka perumpamaan domba yang hilang. Bagian yang kita baca hari ini pun adalah perumpamaan tentang gembala dan domba, tetapi dengan cerita yang berbeda.

Nabi Zakharia diperintahkan untuk melakukan acted parable, yakni perumpamaan yang dilakonkan. Perumpamaan ini mengisahkan tentang sekumpulan domba yang selama ini digembalakan oleh gembala-gembala jahat yang hanya mencari keuntungan sendiri (ay. 5-6). Karena belas kasihannya, seorang gembala yang baik, diperankan Zakharia, menggembalakan mereka itu dengan tongkat kemurahan dan ikatan (ay. 7). Namun, bukannya berterima kasih, domba-domba itu justru muak dan membenci gembala yang baik (ay. 8). Gembala yang baik ini pun tidak dapat lagi menahan diri terhadap mereka, ia kemudian mematahkan kedua tongkatnya (ay. 9-11,14). Atas kerja kerasnya, gembala tersebut hanya diupah tiga puluh perak (ay. 12). Komentar “nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku” adalah komentar sarkastik untuk menunjukkan betapa tidak dihargainya dirinya (ay. 13). Pada akhirnya, domba-domba itu diserahkan kepada gembala-gembala yang jahat (ay. 15-17).

Kita tentu tahu perumpamaan ini merujuk kemana. Pemimpin rohani orang-orang Yahudi di zaman Tuhan Yesus adalah imam-imam yang korup, golongan Farisi, serta ahli Taurat yang munafik. Di dalam belas kasihan-Nya, Yesus menggembalakan mereka semasa hidup-Nya. Namun, bukannya berterima kasih, orang-orang Yahudi justru menolak-Nya.

Tidak hanya itu, mereka pula yang pada akhirnya meneriaki-Nya agar disalibkan. Menjelang akhir hidup-Nya pun, Tuhan Yesus hanya dihargai tiga puluh keping perak, harga seorang budak, oleh Yudas dan para imam. Pada akhirnya, orang-orang Yahudi diserahkan kembali ke pemimpinnya yang jahat.

Mungkinkah kita bisa menjadi salah satu dari domba-domba yang tidak tahu berterima kasih itu, meski terpisah dua ribu tahun jauhnya? Bisa jadi. Coba lihat siapa yang kita suka ikuti dan dengarkan. Apakah kita mengikuti pengajaran yang Alkitabiah ataukah kita lebih mengikuti pengkhotbah-pengkhotbah Youtube atau televangelis populer yang pengajarannya tidak memberitakan Tuhan Yesus, tidak sesuai kebenaran Alkitab, dan hanya memuaskan telinga saja?

Sebagai orang Kristen kita adalah domba. Tetapi jangan sampai kita menjadi domba yang tidak tahu terima kasih.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sungguh-sungguh mengikuti Gembala kita yang baik? Atau justru lebih suka digembalakan oleh orang-orang yang mengatakan dirinya hamba Tuhan tetapi sebenarnya tidak memberitakan Kristus?
  • Apa pengajaran pengkotbah yang saat ini sedang ngetrend dan Anda ikuti? Apakah Anda sudah mengujinya dengan jeli terhadap firman Tuhan?