Bagikan artikel ini :

Emoticon berdoa

Matius 6:5-15

… dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
- Matius 6:6b

Di era zaman now, kita bisa dengan mudah dan cepat menerima permintaan pokok doa dari keluarga dan saudara-saudara seiman kita, melalui pesan chatting atau media sosial. Biasanya kita membalasnya dalam hitungan detik dengan emoticon berdoa (gambar telapak tangan yang disatukan menghadap ke atas). Respons seperti ini bagus sekali karena memberi kekuatan dan penghiburan.

Namun, pertanyaan terpentingnya adalah apakah yang berdoa smartphone-nya atau orang yang mengirim emoticon berdoa itu? Apalagi kalau hal ini terjadi di dalam satu grup WhatsApp, kita ngga enak kalau ngga ikut-ikutan memberikan emoticon doa, padahal belum tentu kita mendoakannya. Jangan sampai kita terjebak dengan pencitraan publik, seolah-olah kita rohani, berempati pada seseorang tetapi tidak pernah terkoneksi dengan doa yang sesungguhnya. Tuhan tidak memegang smartphone dan membalas pesan kita, “Nak, emoticon doamu sudah Kuterima, baik sekali perbuatanmu.”

Yesus pernah memberi peringatan serius, “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.” (Mat. 6:5a). Tujuan orang yang berdoa seperti itu, jelaslah supaya dilihat orang. Kata “munafik” cocok disematkan kepadanya sebab ia kelihatannya berdoa padahal tidak berdoa, alias pura-pura berdoa. Orang lain tidak tahu apakah ia berdoa atau tidak, tetapi Tuhan tahu bahwa ia berdoa atau tidak. Sama seperti orang yang menerima emoticon doa kita, mereka tidak tahu apakah kita mendoakannya atau tidak, tapi Tuhan tahu apakah kita berdoa atau tidak. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita supaya masuk ke kamar dan berdoalah kepada Bapamu (Mat. 6:6), supaya kalau kita berdoa, hendaklah dengan sungguh-sungguh.

Tidaklah salah mengirim emoticon berdoa kepada mereka yang meminta untuk didoakan, tapi marilah kita sungguh mendoakan mereka, bukan hanya smartphone kita saja yang berdoa. Mengirim emoticon doa tidak perlu usaha, mendoakan dengan sungguh itulah yang memerlukan perjuangan keras. Ketika mendoakan seseorang, kita sedang ikut bergumul dan memikirkan dirinya. Kita sungguh peduli kepada mereka yang meminta untuk didoakan. Biarkan emoticon doa kita jadi berkat dan jujurlah kepada Tuhan bahwa kita sungguh mendoakan mereka.

Refleksi Diri:

  • Apa arti sesungguhnya dari mendoakan seseorang bagi Anda? Apakah itu didasarkan pada ketulusan, bukan sifat munafik semata?
  • Cobalah mengambil komitmen, siapa orang yang sedang bergumul yang ingin Anda doakan hari ini?