Bagikan artikel ini :

Epafroditus - Pelayan yang Setia (2)

Filipi 2:25-3:1a

Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. Filipi 2:26

Epafroditus sebenarnya ada dalam posisi dilema, di satu sisi ia ingin tetap mendampingi Paulus tapi di sisi lain juga memikirkan jemaat di Filipi. Di ayat 26, “Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit.” Bukan pergumulan sakitnya yang Epafroditus pikirkan, tapi kekhawatiran jemaat Filipi akan dirinya. Belum lagi ia pun tahu ada orang-orang yang mencoba mengganggu iman jemaat di Filipi. Epafroditus tidak memikirkan apa yang terbaik baginya, melainkan memikirkan Paulus dan jemaat Filipi. Paulus mengatakan kepada jemaat Filipi, “Jadi sambutlah ia, supaya bila kamu melihat ia, kamu dapat bersukacita pula...” Kehadirannya membawa sukacita bagi jemaat Filipi.

Di akhir tulisannya tentang Epafroditus, Paulus mengatakan, “Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.” (ay. 30). Kata “mempertaruhkan jiwanya” ini diambil dari dunia perjudian.
Kata ini sebenarnya berarti, orang ini tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hidupnya nanti, tapi ia tahu pekerjaan Kristus harus dikerjakan. Epafroditus tahu arti melayani Tuhan, yaitu bukan tentang kenikmatan dan kenyamanan pribadinya. Maka kehadiran orang seperti ini sungguh memberikan penghiburan bagi Paulus. Paulus tahu ia tidak pernah berjuang sendirian, ada Epafroditus yang berjuang juga bersamanya di ladang Tuhan.

Belajar kembali dari Epafroditus, kita bisa meneladani bagaimana menjadi seorang pelayan Tuhan yang tidak egois. Memang terkadang perlu untuk memikirkan kebutuhan dan kesulitan kita pribadi, tetapi kita pun tetap perlu untuk memikirkan orang-orang yang sedang dalam kesulitan. Mungkin ada orang-orang di sekitar kita yang tanpa kita sadari mendapatkan kekuatan dari pelayanan kita, mereka bersukacita karena perbuatan kita. Karena itu, kita sebagai anak Tuhan yang dipanggil sebagai pelayan Tuhan juga, hendaklah melayani dengan serius. Pikirkanlah bagaimana kita bisa melayani kebutuhan orang lain, bukannya melulu kebutuhan diri sendiri. Menjadi egois adalah perkara yang sangat mudah, tetapi menjadi pribadi yang tidak egois butuh pengorbanan, seperti Epafoditus, Paulus, dan Tuhan Yesus itu sendiri.

PELAYAN YANG SETIA SELALU MEMIKIRKAN KEBUTUHAN SESAMA DAN MELAYANI ORANG LAIN SEPERTI KEPADA TUHAN YESUS.