Bagikan artikel ini :

False Security: In Your Defense

Amos 6:8-14

Tetapi TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.
- Mazmur 94:22

Pada zaman Amos diutus ke Israel Utara, kerajaan itu sedang berjaya. Mereka banyak memenangkan peperangan dan menguasai daerah-daerah sekitarnya. Puri-puri dan kota-kota mereka dibangun dengan kokoh. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa pada masa itu, yakni pemerintahan Yerobeam II, Israel Utara hampir sama makmurnya dengan zaman pemerintahan Salomo.

Namun, apa yang Tuhan katakan? Begitu perkasa dan mengerikannya bangsa yang akan dibangkitkan Tuhan melawan mereka, sampai-sampai nantinya jika ada sepuluh orang di suatu rumah, mereka semua akan mati. Tidak hanya itu, pada zaman itu mayat tidak dibakar tetapi dikuburkan. Kenapa kini mayat-mayat harus dibakar (ay. 10)? Karena lebih baik mayat mereka dibakar daripada dikubur lalu dinajiskan oleh bangsa-bangsa asing (ini pula alasan mengapa mayat Saul dan anak-anaknya dibakar, yakni supaya tidak dinajiskan orang-orang Filistin). Orang yang selamat biasanya akan memuji dan bersyukur kepada Tuhan, tetapi kini bahkan tidak berani menyebut-nyebut nama-Nya. Mengapa? Karena orang yang selamat ini sudah putus asa. Tinggal tunggu waktu saja sebelum ia pun dibunuh. Bagian ini memang membicarakan tentang pertahanan nasional. Namun, di dalam hidup kita pribadi, ada tempat-tempat favorit yang menjadi tempat perlindungan kita.

Mereka yang memiliki konflik di rumah akan “berlindung” di tempat kerja atau bahkan gedung gereja, dan menyibukkan diri di sana. Tempat berlindung kita kadang tidak berupa tempat tetapi pribadi. Ketika ada konflik dengan seseorang, bukannya berhadapan dengan yang bersangkutan untuk menyelesaikannya, kadang kita malah mendatangi orang lain dan “sharing pokok doa” untuk yang bersangkutan, padahal sebenarnya bergosip dan mencari pembelaan. Ini pun bentuk lain dari tempat berlindung. Tempat berlindung kita mungkin juga adalah aktivitas tertentu. Harusnya menyelesaikan pekerjaan kantor atau PR sekarang, kita malah menunda dengan melakukan aktivitas lain, bahkan yang kelihatan produktif sekalipun. Tuhan Yesus merupakan tempat perlindungan yang terbaik. Mengapa? Bukan karena Tuhan lebih sanggup menjauhkan kita dari masalah-masalah tersebut, tetapi karena Dia memberikan keberanian dan kekuatan untuk menghadapinya.

Refleksi diri:

  • Apa yang selama ini menjadi “tempat perlindungan” Anda?
  • Apakah Anda sudah mencari tempat perlindungan terbaik, yaitu Tuhan Yesus Kristus? Bagaimana Anda akan melakukannya?