Bagikan artikel ini :

F.O.B.O (3)

Pengkhotbah 11:2-3

Keinginan bernafsu sepanjang hari, tetapi orang benar memberi tanpa batas.
- Amsal 21:26

Salah satu masalah yang timbul dari banyaknya pilihan adalah ekspektasi atau tuntutan yang makin tinggi. Makin tinggi ekspektasi, makin sulit kita terpuaskan. Saya berikan contoh: katakanlah Anda hendak membeli selai. Hanya ada satu merek dan rasa selai, yaitu coklat. Anda membeli dan mendapat apa yang diinginkan. Ketika akan membeli selai lagi, Anda diperhadapkan dengan sebuah rak supermarket penuh dengan selai beragam rasa dari berbagai macam pabrik. Apa yang Anda pikirkan? Hmmm… mungkin rasa stroberi lebih enak. Kemudian Anda mencoba rasa stroberi. Apakah Anda puas? Tidak! Anda akan berpikir, ah, seharusnya aku coba yang rasa kacang! Begitu terus sampai pada akhirnya Anda mencoba semua rasa. Pada saat itulah, rasa-rasa selai yang baru akan diproduksi. Anda terjebak sebuah strategi marketing. Anda tidak akan merasa puas akibat ekspektasi yang tinggi karena banyaknya pilihan.

Jadi, apa solusi Raja Salomo? Di bagian ini, Salomo menasihati agar kita banyak berderma, tidak hanya kepada tujuh orang yang adalah angka sempurna dalam tradisi Yahudi, tetapi juga delapan orang! Ibarat awan yang sarat hujan, orang yang murah hati pun tahu kapan waktunya untuk berderma.

“Hah? Apa hubungannya berderma dengan ekspektasi tinggi?” Ekspektasi tinggi yang timbul dari banyaknya pilihan akan membuat kita tidak mudah puas. Namun, prinsip yang perlu diingat adalah kepuasan memang tidak terdapat pada pilihan-pilihan tersebut, melainkan terdapat pada bagaimana kita menggunakan pilihan tersebut! Kembali ke contoh selai. Anda tidak puas dengan rasa stroberi, kacang, nanas, atau rasa apa pun. Namun, suatu hari Anda melihat orang yang hanya makan roti kosong atau bahkan tidak bisa membeli roti. Jadi, Anda memberikan roti dan selai itu kepadanya. Ketika Anda melihat orang tersebut
untuk pertama kalinya makan roti dengan selai dan mengucapkan “terima kasih”, dari situlah kepuasan datang. Selai tidak memberi kepuasan pada diri Anda, tetapi dengan siapa dan bagaimana Anda menikmatinya.

Orang yang salah jurusan atau salah tempat kerja pun akan mendapatkan kepuasan tersendiri ketika melihat bagaimana bahkan di dalam kesalahan pilihannya, Tuhan merancangnya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Jadi, bagaimana Anda menggunakan pilihan Anda?

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah puas terhadap pekerjaan/bisnis yang sedang Anda tekuni saat ini? Bagaimana kepuasan Anda dalam relasi dan pelayanan? Berapa nilainya dalam skala 1 sampai 10?
  • Apakah mungkin di tengah kekurangpuasan, Anda menjadi terlalu berfokus pada diri sendiri dan lupa untuk berbagi berkat kepada orang lain? Mintalah Tuhan Yesus memberikan hati yang murah hati.