Bagikan artikel ini :

Fokus ibadah kristen sejati

2 Timotius 4:1-5

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
- 2 Timotius 4:3

Salah satu tanda akhir zaman adalah orang tidak dapat menerima ajaran sehat karena hanya senang mendengar ajaran yang memuaskan telinga, hati, dan akal mereka saja. Kecenderungan ini sudah ada dari zaman dahulu dan akan semakin merajalela di zaman akhir. Selalu akan ada orang-orang yang cenderung mengikuti perasaan dan pikiran mereka sendiri, ketimbang mengikuti ajaran yang benar. Mereka mengaku Kristen tapi pada kenyataannya memungkiri apa yang Alkitab ajarkan.

Alkitab mengajarkan bahwa menjadi Kristen sejati harus berani bayar harga, sangkal diri, dan pikul salib. Namun, orang-orang seperti ini maunya untung sendiri dan memuaskan diri. Fokus ibadah orang Kristen sejati adalah Tuhan, apa hubungannya dengan sangkal diri dan pikul salib?

Begini, ketika kita sadar bahwa fokus dalam beribadah adalah Tuhan, maka kita tahu yang harus diutamakan, dipuaskan, dan ditinggikan hanyalah Kristus Yesus, bukan diri saya sendiri. Konsep bayar harga mereka adalah "berani bayar guru-guru/pengkhotbah-pengkhotbah yang sesuai dengan kesukaan mereka." Konsep pikul salib mereka adalah berani "memikul" dana untuk mendatangkan pengajar yang mau mengajar hal-hal yang memuaskan keinginan telinga dan hati mereka.

Banyak ibadah yang mereka lakukan sudah bergeser pusatnya. Mereka menyajikan ibadah yang nampaknya "rohani". Ibadah yang disesuaikan secara kontekstual, bergaya milenial dan kontemporer. Sebetulnya, menyajikan pengkhotbah masa kini, pembicara trendi, pujian hingar bingar, dress code terkini, tema khotbah berkenan di hati, dan banyak yang lainnya, tidaklah salah. Asalkan kita melihat kembali pada motivasi ibadah itu sendiri. Sekali lagi, siapa yang menjadi fokus ibadahnya?

Ketika ibadah yang kita lakukan hanya menjadi “alat pemuas kehendak dan keinginan kita saja”, hati-hati, itu artinya kita sudah menggeser arti ibadah yang sesungguhnya. Sewaktu sadar, kita beribadah mau menghadap Tuhan yang Mahakudus, maka kita akan hati-hati dan tahu diri. Kita akan hormat dan mengendalikan diri. Tahu diri dengan berpakaian yang sopan. Mengendalikan diri dengan fokus kepada Tuhan, bukan pada smartphone. Kalau ternyata tidak, kita ini sedang menggeser fokus ibadah pada kepuasan diri saya saja.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana fokus ibadah Anda selama ini? Apakah fokus kepada Tuhan Yesus atau fokus pada memuaskan keinginan telinga dan hati?
  • Apa yang Anda akan lakukan supaya lebih siap dan lebih menghormati ibadah yang Anda datangi?