Bagikan artikel ini :

For you, my Indonesia

Nehemia 1:1-11

Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit.
- Nehemia 1:4

Jiwa nasionalisme Nehemia sangatlah kental. Walau hidup enak di negeri asing, ia selalu ingin negerinya maju. Suatu ketika, ia bertanya tentang keadaan negerinya, Yerusalem yang dicintainya, kepada rekannya. Berita yang didengar membuatnya sedih. Nehemia sedih karena kondisi bangsanya hancur. Rakyatnya dalam kesukaran besar dan keadaan tercela, yakni diinjak-injak harga dirinya dan tidak memiliki kemerdekaan. Selain itu simbol kebanggaan bangsa, yaitu tembok Yerusalem telah dibongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. (ay 3).

Melihat keprihatinan yang ada di negerinya, Nehemia rindu untuk pulang, membangun negerinya kembali. Ia berdoa mohon Tuhan memberkatinya dalam usaha untuk mengasihi negerinya. Ia siap jiwa raga bahkan rela berkorban untuk bangsanya.

Selama kita hidup di dalam dunia, kita memiliki dwi kewarganegaraan. Warga negara sorga, juga warga negara dari satu negara di dunia ini. Tuhan mau kita menjadi alat untuk membangun negara kita. Karena itu, sebagai warga negaraIndonesia yang baik, yang telah ditebus oleh Kristus, sudah seharusnya kita mencintai Indonesia sebagai negeri tercinta.

Indonesia saat ini, selain mengalami kemajuan, masih pula mendapat tantangan yang menghambat pembangunan. Ada sebagian kelompok masyarakat yang ingin mengganti Pancasila dengan undang-undangnya sendiri. Persatuan bangsa yang menghargai kebhinnekaan pun mulai berkurang. Isu SARA sering menjadi alat efektif untuk menghancurkan tatanan masyarakat sehingga akhirnya berdampak juga pada ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan bangsa. Jika kita menyaksikan itu semua, tidakkah hati kita bisa seperti Nehermia yang merasa sedih sehingga ia terpanggil untuk berperan bagi negerinya?

Mari orang Kristen Indonesia, jangan pasif! Ikutlah ambil bagian dalam membangun Indonesia. Bukan tanpa maksud Tuhan menghadirkan kita di dunia sebagai orang Indonesia. Ia pasti ingin kita menjadi alat-Nya untuk membangun negeri pertiwi ini. Ayo singsingkan lengan Anda, kerja, kerja, dan kerja! Demi nama Tuhan kita pun bisa membangun Indonesia. Untukmu Indonesiaku, biarlah melalui bakti dan karya kita, kita memenuhi panggilan Tuhan menjadi terang buat negeri ini.

Salam untukmu Indonesiaku.

Refleksi Diri:

  • Apa keprihatinan terhadap bangsa Indonesia yang Tuhan taruh dalam hati Anda?
  • Bagaimana Anda akan ambil bagian dalam membangun Indonesia atas dasar keprihatinan itu?