Bagikan artikel ini :

Gembala Palsu Vs Gembala Baik

Yohanes 10:11-18

Lalu aku berkata: “Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya.
- Zakharia 11:9

Ada nabi palsu, ada juga gembala palsu. Wujudnya baik, tetapi kelakuannya jahat. Seorang gembala yang asli akan membawa yang tersesat pulang. Ia akan berjuang, berkorban, membimbing, tidak cari untung pribadi demi orang yang digembalakannya.

Gembala yang palsu, sikapnya tidak pedulian dan semau gue. Boro-boro menjaga atau membimbing, yang sekarat tidak dirawat, domba yang terpisah dibuat sesat, yang tersesat dibiarkan lenyap, yang sekarat dibiarkan mati. Memang mengerikan apa yang diperbuat gembala palsu. Mereka ada untuk mengambil keuntungan, memanipulasi, dan menyesatkan domba.

Kok bisa ada gembala palsu, ya? Bisa, Alkitab menuliskan ini dengan jelas. Nah, kita sebagai jemaat perlu belajar firman-Nya dengan benar. Kalau tidak, kita juga akan tertipu dengan gembala-gembala palsu, para serigala buas berbulu domba. Para serigala memakai firman Tuhan untuk kepentingan, keuntungan, kepuasan, dan kesenangan diri.

Apa sih ciri gembala palsu? Mereka sibuk dengan ambisi pribadi mau menjadi yang terbaik. Sibuk cari cara untuk dihargai orang lain. Cara berelasi mereka adalah relasi oportunis, memperhitungkan untung rugi. Gembala palsu tidak menjadi berkat, malah mencari cara untuk dapat berkat.

Sebaliknya, bagaimana kita tahu seorang gembala asli? Gampang saja sebetulnya.. tinggal melihat teladan Kristus, sebagai Gembala Agung kita. Yesus sudah menjabarkannya melalui perikop hari ini. Gembala baik memberikan nyawanya, yaitu di konteks zaman sekarang memberikan diri sepenuhnya untuk menolong dan mengangkat jemaat.

Gembala baik juga mengenal setiap umat-Nya, bukan hanya karakter dan sifatnya, tapi juga pergumulannya. Gembala baik juga memberikan rasa nyaman dan perlindungan bagi umat-Nya. Ia tidak pernah memiliki ambisi apa pun demi meninggikan diri. Semua dilakukan demi domba-domba yang merupakan umat Tuhan.

Berat yah jadi gembala yang baik. Ya memang, karena gembala juga manusia yang masih berdosa. Ia masih perlu didukung dan ditolong. Mari sebagai jemaat, kita senantiasa mendoakan gembala kita di gereja supaya ia selalu diberi hikmat dan kekuatan untuk memimpin umat, sambil tetap waspada dan bijak mengenal gembala yang asli dan palsu. Selamat weekend! Jangan lupa waspada!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sekarang sudah bisa membedakan seorang gembala palsu atau asli?
  • Apa yang Anda akan lakukan untuk mendukung gembala gereja Anda dalam memimpin jemaat?