Bagikan artikel ini :

Gereja Dan Rumah Tangga

1 Timotius 3:1-7

Jikalau seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
- 1 Timotius 3:5

Kepentingan dalam rumah tangga dan gereja seringkali bertabrakan hingga memunculkan situasi dimana seseorang harus lebih mendahulukan salah satu di antaranya. Tidak sedikit jemaat yang berpikir mengorbankan rumah tangga untuk fokus ke gereja adalah hal yang baik, tetapi ini bisa memunculkan banyak luka di dalam rumah tangga karena merasa ditelantarkan. Penting bagi kita untuk melihat posisi gereja dan rumah tangga di mata Tuhan Yesus dalam menyikapi permasalahan ini.

Rumah tangga merupakan tempat pembuktian karakter seseorang sebagai orang Kristen sebelum melayani di gereja. Tuhan Yesus melihat rumah tangga orang Kristen sama pentingnya dengan gereja dan keduanya saling terkait. Memang Yesus pernah mengatakan bahwa seorang murid harus siap meninggalkan keluarganya untuk mengikut-Nya (Mat. 10:34-39), tetapi yang dimaksud Yesus adalah memrioritaskan Allah daripada keluarga ketika konflik terjadi. Rumah tangga Kristen adalah tempat di mana seseorang berlatih setiap harinya untuk menghidupi Injil dan nilai-nilai kerajaan Allah dengan orang-orang yang dikenalnya paling dekat, yaitu anggota keluarganya (Ef. 5:22-33, 6:1-9).

Gereja merupakan rumah tangga Allah (lih. 1 Tim. 3:15) sehingga orang yang ditunjuk sebagai pemimpin gereja haruslah seorang kepala rumah tangga yang baik. Jabatan “penilik jemaat” merupakan posisi yang tinggi dalam pemerintahan gereja, mungkin pada zaman sekarang dapat disamakan dengan hamba Tuhan dan penatua. Menariknya, kualifikasi yang Paulus nyatakan adalah mengenai karakternya, yang harus teruji dalam keluarganya (ay. 5). Jadi, gereja dan rumah tangga (Kristen) bukanlah dua hal yang seharusnya bertentangan, malahan keduanya saling terkait. Hal ini seperti visi dari gereja GII Hok Im Tong, yaitu menggerejakan keluarga dan mengkeluargakan gereja.

Orang Kristen harusnya belajar untuk hidup sebagai anggota keluarga Allah di gereja dan di rumah tangganya. Panggilan menjadi orang Kristen tentunya mengundang kita untuk menjadi bagian rumah tangga Allah yang lebih luas, di mana kita diajar dan diperlengkapi untuk menjadi murid Kristus yang setia. Namun, panggilan orang Kristen juga untuk menjadi anggota keluarga yang lebih mengasihi Tuhan dan keluarga kita di rumah. Jika kita setia untuk menghidupi kebenaran Injil serta nilai-nilai kerajaan Allah di rumah tangga kita, tentunya kita juga akan dipakai menjadi berkat di gereja.

Refleksi Diri:

  • Apa pengaruh yang Anda, sebagai orang Kristen, sudah berikan di rumah tangga Anda?
  • Apakah Anda memiliki hati untuk melayani keluarga sebelum Anda melayani di gereja?