Bagikan artikel ini :

Gunanya Menjadi Orang Berhikmat?

Pengkhotbah 2:15-17

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
- 1 Korintus 10:13

Di perenungan kemarin, kita telah melihat bagaimana Salomo membedakan antara mereka yang berhikmat dan yang bodoh. Supaya tidak menjadi orang bodoh, kita harus belajar dari mereka yang lebih tua, salah satunya kepada Raja Salomo sendiri. Namun anehnya, di bagian ini Salomo justru memberikan kesimpulan yang sebaliknya! Ia seolah membantah seluruh perkataan sebelumnya dengan mengatakan bahwa menjadi orang berhikmat di bawah matahari ini sia-sia. Apa maksud Salomo?

Perlu diketahui bahwa ada nuansa lain dari “orang berhikmat”. Kata ini juga memiliki makna orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jadi, di perikop bacaan ini Salomo sebenarnya mengatakan, “Di bawah matahari, yakni di dunia yang sudah jatuh dalam dosa, percaya kepada Tuhan tidak membuat hidup kita lebih mujur daripada orang yang tidak percaya.” Pesan ini tentulah sesuatu yang kita ketahui, bahkan kita alami sendiri.

Mungkin ada pengkhotbah-pengkhotbah atau ajaran-ajaran tertentu yang mengiming-imingi sebaliknya. Percaya Tuhan Yesus berarti bisnis sukses, sakit-penyakit sembuh, lancar jodoh, dan sebagainya. Namun, Salomo mengatakan sebaliknya. Kesulitan dan kematian adalah realita hidup yang dialami baik orang percaya maupun tidak. Rasul Paulus sendiri di dalam surat Korintus mengatakan hal yang sama, yakni kesulitan-kesulitan yang kita alami adalah kesulitan yang juga dialami semua manusia.

Jadi, apa bedanya? Bedanya adalah bagi kita orang percaya, Tuhan Yesus selalu akan beserta kita dan menyediakan jalan keluar. Apakah jalan keluar berarti kemudahan? Tidak selalu demikian. Jalan keluar adalah kekuatan dan ketahanan yang membuat kita tetap teguh berdiri sampai situasi yang sulit terselesaikan.

Sebuah kutipan dari Bruce Lee mungkin terasa klise untuk kita. Kutipannya berbunyi demikian: Jangan berdoa untuk kehidupan yang mudah. Berdoalah untuk kekuatan menjalani hidup yang susah. Pada akhirnya, bukan kehidupan mudah yang membuat kita menjadi kesaksian bagi orang tidak percaya, melainkan penyertaan Tuhan Yesus saat kita melewati segala kesulitan.

Refleksi Diri:

  • Apakah pergumulan/kesulitan yang sedang Anda alami saat ini? Apakah kesulitan tersebut membuat Anda mempertanyakan kebaikan Tuhan?
  • Bagaimana pergumulan/kesulitan tersebut bisa menjadi saksi penyertaan Yesus bagi mereka yang belum percaya?