Bagikan artikel ini :

Hal menghakimi dan menghukum

Yohanes 7:53-8:11

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Yohanes 8:7

Ahli-ahli Taurat dan orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berdosa. Mereka berharap Yesus pun akan menghukum perempuan itu. Ternyata Yesus tidak terpancing oleh dorongan nafsu mereka. Dia tidak menghukum sesuai tuntutan mereka.

Kita pun sering kali terjebak menghakimi dan menghukum orang lain. Ini sungguh keji di mata Tuhan. Apa saja bentuk kekejian ini?

(1) Kita sering mendengar omongan teman atau opini publik tentang seseorang yang dianggap bersalah atau berdosa. Jika kita mendengar hal seperti ini sebaiknya dicek terlebih dahulu kebenarannya. Tanpa cek dan ricek, kita sebenarnya sedang ikut membicarakan sehingga orang tersebut menjadi semakin dikenal tidak baik oleh banyak orang. Di dalam kantor, sekolah, bahkan gereja sekalipun, sering kali penguasa hanya mendengar apa kata orang dan tak pernah mencek dan ricek.

(2) Kita sering lupa bahwa kita juga orang berdosa dan penuh kesalahan. Orang yang dihakimi dan dibicarakan biasanya karena kesalahannya terekspos. Sementara orang yang menghakimi biasanya kesalahannya rapi tersimpan, seperti Farisi dan para ahli Taurat yang tidak berani melempar batu kepada wanita berdosa itu.

(3) Rasanya ada kepuasan melampiaskan emosi ketika kita membicarakan kesalahan orang lain, terutama jika kita tidak suka orang tersebut. Seperti Farisi dan para ahli Taurat yang selalu ingin menjebak Yesus. Kasih menutupi kesalahan tapi kita bertindak melawan hukum kasih dengan mengekspos kesalahan orang lain.

(4) Perkataan yang masuk seperti sedap-sedapan. Orang-orang juga mendengar orang berbicara kejelekan dan kesalahan orang lain sehingga kita sering tambah bernafsu untuk membicarakannya. Ada kepuasan tersendiri setelah membicarakan dan mendengar hal itu semua.

Saudaraku, kisah Yesus dan perempuan berdosa ini, mau mengingatkan kita agar belajar kontrol diri dengan cara tidak membangun opini atau menghakimi orang yang kita anggap berdosa, bersalah atau tidak layak. Ingat!
Semua yang kita dengar belum tentu kebenarannya. Atau beranikah Anda menerima tantangan Tuhan Yesus untuk melempar batu kepada orang berdosa itu?
Salam tak ikut menghakimi.

JANGAN MENGHAKIMI KARENA ANDA BELUM TENTU LEBIH BAIK DARI ORANG ITU. JANGAN MENGHUKUM KARENA HAK UNTUK MENGHUKUM ADA DI TANGAN TUHAN.