Bagikan artikel ini :

Hamba-Nya: tugas kita

Lukas 17:7-10

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan yang ditugaskan kepadanya?
- Lukas 17:9

Hari ini kita masih membahas seri hamba, lanjutan renungan kemarin. Satu tujuan menjadi hamba adalah bekerja. Seorang hamba akan selalu memikirkan kepentingan tuannya, pemilik hak hidupnya. Kadang kala ada pelayan Tuhan yang kecewa kepada Tuhan, “Saya sudah melayani Tuhan bertahun-tahun, tetapi masalah saya kok tak terselesaikan.” Ia melayani Tuhan dengan mengharapkan imbalan. Perhatikan ayat emas di atas, “Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?”
Anugerah yang kita terima sesungguhnya jauh lebih berharga dari apa pun, kita tidak berhak untuk menagih terimakasih, malah kita seharusnya yang terus berterima kasih. Melayani Tuhan bukan untuk mendapatkan “upah” atau mengharapkan berkat. Melayani juga bukan sebagai beban yang menyesakkan. Melayani Tuhan seharusnya merupakan wujud ucapan syukur kita kepada-Nya.

Coba bandingkan kehidupan Yesus, apa Dia tidak punya hak ketika berada di dalam dunia ini? Dialah yang paling berhak atas segala-galanya, atas kehormatan, atas kenyamanan, atas kekuasaan. Namun dikatakan dalam surat Filipi, Dia mengambil rupa seorang hamba. Yesus berkata, “Sampai sekarang Bapaku pun bekerja, Aku pun bekerja” (Yoh. 5:17), sebuah panggilan yang jelas di dalam dunia atas diri-Nya, bukan untuk jalan-jalan, bukan untuk liburan, tetapi untuk menjalankan sebuah misi Tuhan. Sampai akhirnya di atas kayu salib, Dia berseru, “Sudah selesai.” John Calvin seorang tokoh besar reformasi gereja, di masa tua-nya, sakit-sakitan dan temannya menyarankan supaya ia lebih banyak beristirahat. John malah menyahut, “Apa? Apakah kalian ingin Tuhan menemukanku menganggur saat Dia datang kembali yang kedua kalinya?”

Panggilan kita sebagai hamba Tuhan adalah untuk terus berkarya bagi Dia, memberikan yang terbaik yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Jangan mundur saat pelayanan kita terasa mengecewakan. Jangan mudah menyerah ketika kita melayani mereka yang sulit diatur, teruslah berkarya sampai akhirnya kita tidak sanggup lagi. Melayani Tuhan adalah tugas yang indah dan merupakan hak yang sangat istimewa karena kita melayani Raja di atas segala raja.

Refleksi Diri:

  • Apa alasan Anda untuk senantiasa melayani Tuhan Yesus? Adakah motivasi yang tidak benar di balik pelayanan tersebut?
  • Pelayanan dalam bentuk apa yang Anda sudah lakukan dan berikan bagi-Nya?