Bagikan artikel ini :

Hamba-Nya: tujuan kita

Lukas 17:7-10

Hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
- Lukas 17:10

Di banyak perusahaan, acapkali diselenggarakan semacam kompetisi “Karyawan berprestasi bulan/tahun ini”. Karyawan berusaha menunjukkan kemampuan bekerja terbaiknya supaya pada akhir periode bisa mendapatkan penghargaan. Mereka berpacu satu sama lain untuk mendapatkan pengakuan, pujian atau bonus.

Berbeda dengan panggilan kita sebagai hamba Tuhan, kita bekerja melakukan apa yang harus dilakukan, tidak lebih dari itu, jangan mengharapkan apa-apa. Anugerah Tuhan di dalam kehidupan kita sudah sangat besar. Hamba Tuhan tidak mencari nama atau kemuliaan diri. Ayat emas di atas menuliskan bahwa “kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna”, memang terdengar kasar dan sangat rendah. Kata-kata ini menunjukkan suatu pandangan hidup, yaitu ketidakberhakan kita atas apa pun. Ini sungguh menarik.

Banyak orang yang salah kaprah, melayani dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu. Entah itu mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik, nama besar, pujian sana-sini, atau mungkin juga promosi-promosi. Saya beberapa kali mendengar kesaksian seseorang yang telah memberikan sesuatu untuk Tuhan, entah itu berupa uang atau dirinya, lalu saat mendapatkan berkat, ia berkata, “Memang Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita. Dia pasti memperhitungkan pengorbanan kita.” Pernyataan tersebut tidaklah tepat! Tuhan tidak pernah berhutang kepada kita, kitalah yang sebetulnya berhutang kepada Tuhan. Suatu pernyataan yang salah bahwa kalau kita sudah memberi hidup, uang, dan waktu untuk Tuhan, berarti Tuhan berhutang kepada kita. Ingat Roma 11:35, “Siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?” Kebenarannya adalah kita memberikan diri kita kepada Tuhan karena memang itulah yang harus kita lakukan.

Manusiawi jika setelah lelah melayani kita ingin orang lain menghargai atau minimal mengucapkan terimakasih. Namun ingatlah, meskipun tidak mendapat balasan setimpal, seharusnya tidak menjadi masalah karena kita memang seorang hamba Tuhan. Sikap seperti itulah yang seharusnya kita kerjakan. Ketika kita taat kepada Tuhan, jangan mengharapkan sesuatu. Kita taat kepada Tuhan karena sudah diselamatkan. Biarlah kita melayani dengan hati tulus kepada Tuhan karena kita hanyalah hamba yang berusaha melakukan bagian kita dengan sebaik mungkin.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah kecewa saat melayani Tuhan? Apa yang Anda lakukan saat itu?
  • Setelah mengetahui kebenaran ini, bagaimana Anda akan merespons saat menghadapi situasi serupa?