Bagikan artikel ini :

Hamba Yang Setia

Yeremia 1:4-10

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.
- Matius 25:21

Banyak orang mengaku sudah melayani dan memberi hidupnya bagi Tuhan. Yang lain mengklaim dipakai Tuhan. Namun, berapa banyak dari mereka yang disebut setia? Setia bukanlah soal durasi waktu, tetapi masalah ketaatan
mengikuti jalan Tuhan. Panggilan Tuhan harus dijalani dengan penuh kepatuhan atau ketaatan. Inilah yang Tuhan katakan kepada Yeremia, “… kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.” (ay. 7b). Tidak ada pilihan lain. Tuhan hanya mau ketaatan Yeremia dalam menjalankan panggilannya. Sehebat apa pun orang yang akan dihadapi Yeremia, kalau ia diutus menghadapinya, ia harus pergi.

Lihat saja yang diperintahkan Tuhan, “Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.” (ay. 10). Perkataan ini memang bermakna negatif, tapi inilah jalan yang harus ditempuh oleh Yeremia. Tuhan tidak mengfirmankan perkataan tersebut begitu saja. Sebagai seorang nabi, Yeremia harus melakukan apa yang Tuhan perintahkan, bukan melakukan apa yang orang-orang senangi.

Tanggung jawab yang Yeremia emban sebagai nabi, bukanlah karier mentereng menurut ukuran dunia. Tidak seperti para pengkhotbah tenar zaman ini yang punya followers puluhan ribu, yang kata-katanya sering dikutip untuk postingan di medsos, yang diminta para fansnya untuk berfoto bersama dengan bangganya, yang jemaatnya rela antri untuk mendengarkan khotbahnya, Yeremia jauh dari semua itu. Ia harus menyampaikan firman kepada orang-orang “tuli” yang tidak mau mendengar kebenaran Tuhan. Berkali-kali nyawanya terancam. Mereka membencinya. Pelayanan yang dijalani Yeremia puluhan tahun, penuh tetes air mata. Namun, suara Tuhan tidak pernah dimanipulasi olehnya.

Kita terkadang kagum melihat orang-orang yang berprestasi di dalam hidupnya. Mereka yang kaya di usia muda, punya gelar pendidikan yang berjajar, dan kita menyebut mereka hebat. Namun, jika dipikirkan lebih jauh, apakah orang-orang ini hebat di mata Tuhan? Tuhan Yesus mengatakan bukan orang yang hebat, tapi hamba yang setia yang berkenan di hati-Nya. Yesus inginkan orang yang setia, orang yang berusaha semakin menyerupai-Nya di sepanjang kehidupannya.

Refleksi Diri:

  • Menurut Anda, apa yang membuat seseorang disebut Tuhan sebagai hamba yang setia?
  • Apa tekad yang Anda ingin ambil untuk menjadi hamba yang setia?