Bagikan artikel ini :

Hati Untuk Bangsa

Nehemia 1:1-11

Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari.
- Nehemia 1:4a

Seandainya Anda berada di dalam sebuah kapal yang sedang berlayar di tengah lautan dan Anda melihat seorang penumpang sedang membolongi lambung kapal, apa reaksi Anda? Anda pasti tidak tinggal diam, tapi melakukan sesuatu untuk menghentikan perbuatan orang tersebut, bukan? Karena jika kapal itu tenggelam maka Anda ikut tenggelam dan mati.

Demikian juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apakah Anda memiliki hati yang peduli atau justru bersikap apatis dan masa bodoh terhadap bangsa? Apa yang harus kita lakukan untuk membangun bangsa? Mari kita belajar dari Nehemia.

Nehemia seorang Israel adalah juru minum raja Persia, Artahsasta. Nehemia tinggal di dalam kemewahan puri Susan, tapi saat mendengar kabar tentang orang-orang Yahudi buangan yang kembali ke Yehuda sedang dalam kesulitan dan tembok Yerusalem masih runtuh, ia sangat sedih sampai menangis (ay. 1-4). Ia memberanikan diri menghadap raja dan kemudian diberi kuasa untuk pergi ke Yerusalem sebagai bupati dan membangun kembali tembok kota Yerusalem yang telah runtuh hanya dalam waktu 52 hari.

Apa rahasia keberhasilan Nehemia? Pertama, Nehemia memiliki hati yang peduli terhadap bangsa. Reaksi kesedihan Nehemia memperlihatkan kepeduliannya. Hidup dalam kenyamanan dan keberhasilan tidak melunturkan kecintaan dan kepeduliannya terhadap bangsa. Bukankah kita harus mengusahakan kesejahteraan kota di mana pun kita tinggal (Yer. 29:7)? Bukankah kita adalah garam dan terang yang harus membawa perubahan, dan dampak positif bagi bangsa kita (Mat. 5:13-15)?

Kedua, Nehemia memiliki hati yang tekun berdoa bagi bangsanya. Ia berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah (ay. 4b). Ia percaya, Allah setia pada perjanjian-Nya dan sanggup menolong umat-Nya (ay. 5-6). Nehemia tidak berhenti sedih dan menangisi bangsanya, tapi mulai berpuasa serta berdoa siang dan malam selama empat bulan.

Ketika menyaksikan kesulitan bangsa, mari kita berdoa mohon pengampunan Allah atas semua dosa dan kejahatan para pemimpin dan rakyat Indonesia, agar Allah memulihkan bangsa ini (1Tim. 2:1-2). Sampaikan segala keluh kesah kita kepada-Nya dan percayalah Tuhan Yesus pasti akan menolong.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kepedulian Anda terhadap bangsa Indonesia? Sudahlah Anda berdoa bagi segala permasalahan yang dihadapi bangsa ini?
  • Langkah apa yang Anda akan lakukan untuk membangun bangsa Indonesia?