Bagikan artikel ini :

Hati yang lapang

2 Petrus 3:14-18

Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
- Amsal 29:23

Sering kita jumpai, seseorang yang sakit hati atau merasa dendam karena ditegur oleh orang lain, meskipun memang benar dirinya melakukan kesalahan. Malah beberapa kejadian pembunuhan, dilandasi oleh alasan sakit hati karena ditegur.

Paulus pernah menegur Petrus dalam kisah yang dituliskannya di Galatia 2:11-14. Kalau dilihat dari sisi manusia, Petrus punya gengsi untuk merasa tersinggung.
Petrus ditegur di muka umum (karena memang saat itu perlu melakukan seperti itu) dan buruknya, juga diekspos ke jemaat lain. Seakan dirinya dijadikan contoh yang tidak baik. Dari sisi posisi, Petrus bisa merasa lebih senior karena lebih dulu menjadi murid Yesus dibandingkan Paulus. Namun, apakah Petrus sakit hati dan dendam terhadap Paulus?

Kita bisa belajar hal yang indah dari sikap Petrus. Ia memang pernah melakukan kesalahan dan ditegur, tetapi sikapnya patut diacungi jempol. Dalam 2 Petrus 3:15-16 tertulis, “.... seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya...” Petrus menyebut Paulus sebagai saudara yang kekasih dan menekankan bahwa surat-surat Paulus itu penting. Di Galatia 2, dalam catatan surat atau pun tindakannya, Petrus tidak membenarkan dirinya. Ia pasti mengerti akan anugerah Allah sehingga tidak sakit hati terhadap Paulus. Ia menyadari, semuanya adalah mengenai Injil. Petrus memang pribadi yang tidak sempurna. Ia pernah melakukan kesalahan-kesalahan, baik perkataan atau perbuatannya.
Namun, ia punya hati yang lapang ketika ditegur, baik oleh gurunya, yaitu Tuhan Yesus, maupun oleh koleganya Paulus.

Kita mungkin pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini dan kemudian ada saudara seiman yang menegur untuk tujuan mengembalikan kita ke jalan yang benar. Seharusnya kita bersyukur bahwa Tuhan mengingatkan melalui orang lain. Belajarlah dari Petrus bahwa kita memang bukan orang yang sempurna. Kita sangat mungkin melakukan kesalahan yang bisa berpengaruh buruk pada kekristenan yang kita imani. Bersikaplah lapang dada dan mau mengakui saat kita melakukan kesalahan.

Refleksi Diri:

  • Apa yang biasanya dilakukan ketika ada saudara seiman menegur Anda karena memang Anda melakukan kesalahan?
  • Mari melihat diri, apakah Anda termasuk orang Kristen yang punya hati yang lapang untuk menerima teguran?