Bagikan artikel ini :

Hati Yang Lemah Lembut

Bilangan 12:1-16

Adapun Musa ialah seorang yang sangat lemah lembut hatinya, lebih dari
setiap manusia yang di atas muka bumi.
- Bilangan 12:3

Musa dikenal sebagai seorang paling lemah lembut yang pernah hidup selain Yesus Kristus, seperti yang dinyatakan pada ayat di atas. Lemah lembut tidak sama dengan lemah gemulai. Orang yang lemah gemulai adalah para penari atau ratu kecantikan. Musa pasti tidak lemah gemulai. Sebaliknya, orang yang lemah gemulai belum tentu lemah lembut.

Lemah lembut berarti kemampuan untuk menghadapi permusuhan dan kritik tanpa sikap agresif. Kelemahlembutan akan tampak dari respons kita ketika menghadapi konflik dan pertengkaran, penolakan, ketidakadilan atau kata-kata kasar yang ditujukan kepada kita. Respons tersebut terwujud bukan dengan gertakan dan sikap mempertahankan diri, bukan dengan kata-kata keras dan agresif, bukan dengan ekspresi wajah dan gerak isyarat yang penuh kemarahan, bukan dengan duri dan paku, melainkan dengan mengendalikan lidah dan ekspresi emosi yang merupakan buah dari relasi kita dengan Tuhan.

Kita bisa melihat kelemahlembutan Musa terhadap kakak-kakaknya, Miryam dan Harun, yang mengata-ngatainya karena menikahi perempuan Kush yang berbeda suku dengan mereka. Ini pasti menyakitkan. Saudara-saudara kandung Musa bukannya mendukung malah menggosipkannya secara negatif, padahal Musa tidak melakukan kesalahan secara hukum atau pun moral.

Sebetulnya sikap Miryam dan Harun timbul karena rasa iri hati mereka terhadap kekuasaan yang dimiliki Musa (ay. 2). Mereka melihat pernikahan Musa sebagai kesempatan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. Ketika ditentang saudaranya, Musa tidak berusaha menyerang balik. Yang menarik, Tuhan justru yang kemudian bertindak, antara lain dengan menghukum Miryam, yang kemungkinan merupakan provokator utama, dengan penyakit kusta. Melihat Miryam dihukum Tuhan, Harun menyatakan penyesalannya dan meminta belas kasihan Musa. Musa yang lembut hati lalu datang kepada Tuhan dan memohon kesembuhan bagi Miryam.

Allah sangat menghargai hati yang lemah lembut. Yesus saat berkhotbah di bukit berkata “Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.” (Mat. 5:5). Yesus juga mengatakan bahwa Ia seorang yang lemah lembut (Mat. 11:29). Marilah memohon pertolongan Tuhan agar Dia membentuk kita menjadi seorang yang lemah lembut seperti Kristus.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana respons Anda ketika menghadapi permusuhan dan sikap agresif? Apakah membalas kasar atau menguasai diri karena Roh Kudus yang menguatkan?
  • Apa tindakan lemah lembut yang akan Anda lakukan saat menghadapi orang yang mengonfrontasi Anda?