Bagikan artikel ini :

Haus akan Allah

Mazmur 63:1-11

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
- Mazmur 63:2

Rasa haus adalah gejala yang diberikan tubuh ketika kekurangan cairan. Bayangkan jika kita tidak pernah merasa haus, maka kita bisa mati karena dehidrasi. Rasa haus adalah gejala tubuh yang normal.
Di dalam Alkitab, ada puluhan ayat yang menggunakan kata “haus” tetapi kebanyakan dalam arti kehausan rohani. Pemazmur menggambarkan kehausan rohaninya seperti tanah kering dan tandus. Kondisi iklim wilayah Timur Tengah yang jarang hujan menyebabkan tanah menjadi sangat kering. Bukan sekadar kemarau biasa tetapi kekeringan ekstrem. Demikianlah kesadaran diri pemazmur tentang keadaan rohaninya. Ia rindu bersekutu, berdekatan dengan Allah. Hanya Allah yang dapat menyegarkan jiwanya.

Sepanjang pengalaman pelayanan saya, saya mengamati bahwa ada orang Kristen yang sudah kehilangan rasa haus akan Allah. Orang Kristen suam-suam kuku. Mereka hanya melaksanakan ibadah yang formal, seperti pergi ke gereja pada hari Minggu, berdoa sebelum makan dan tidur. Tentu ini gejala yang tidak normal. Masalahnya, mereka tidak menyadari atau mengakui hal ini. Persoalan menjadi rumit ketika masalah kehidupan yang berat menimpa mereka. Oleh karena mereka tidak pernah membangun hubungan yang erat dengan Allah, mereka hanya punya sedikit kekuatan untuk menghadapi masalah kehidupan tersebut. Sekadar ilustrasi, jika seseorang seumur hidupnya tidak pernah belajar berenang, bagaimana ia bisa selamat ketika tercebur? Banyak orang Kristen baru sadar pentingnya haus dan rindu akan Tuhan ketika masalah berat menimpa. Mereka baru belajar berenang ketika sudah tercebur dalam laut yang bergelora.

Pola makan yang sehat bukan menunggu lapar baru makan. Yang baik adalah Anda makan secara teratur dalam jumlah porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Demikian pula dalam hal “makan rohani”. Jangan berpuasa bertahun-tahun dan baru mencari makan rohani ketika Anda sudah sangat kelaparan dan kurang gizi. Hendaklah Anda memberi makan jiwa dan pikiran Anda dengan makan dan minuman rohani secara teratur, supaya kerohanian Anda bertumbuh secara bertahap dengan sehat, menjadi sempurna di dalam Yesus Kristus.

Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda merasakan begitu haus akan Allah? Kenapa hal itu bisa terjadi?
  • Apa tindakan rutin dan berkesinambungan yang akan Anda ambil untuk memberi “makan rohani” Anda?