Bagikan artikel ini :

Haus akan apa?

Mazmur 63

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
- Mazmur 63:2

Jagat bioskop Indonesia tahun 2019 dihebohkan oleh sebuah film superhero yang diminati dengan sangat luar biasa. Bayangkan, dalam satu musim tayang, semua teather, semua jam tayang dalam satu cineplex menayangkan film yang sama. Tidak sampai di situ, film itu diputar dari jam 05.00, selama 24 jam non stop.
Dan penonton tetap membludak, semua orang begitu bersemangat menjadi yang paling dulu menikmati. Sepanjang pengetahuan saya, belum pernah ada fenomena seheboh ini.

Ketika masih kecil, sama seperti kebanyakan anak-anak, saya juga penggemar superhero. Namun pada usia sekarang ini, saya tidak terlalu bergairah lagi menonton film-film superhero. “Nanti aja deh,” kata saya kepada anak. Saya lalu bertanya kepada diri saya sendiri, kira-kira hal macam apa yang akan membuat saya bersemangat? Promo tiket murah? Grand sale department store kenamaan? Diskon 50% beli makanan dengan dompet digital? Apakah ada dalam daftar itu semangat untuk mencari Tuhan?

Saya baru menyaksikan film tentang orang yang tersesat di padang pasir. Yang paling dibutuhkan adalah air. Jika dalam keadaan normal orang bisa bertahan hidup 72 jam tanpa minum maka di padang pasir yang panas, hitungannya jauh lebih singkat. Itulah yang dirasakan pemazmur ketika merindukan Allah. Rasa rindu itu seperti rasa haus akan air di padang tandus. Seperti mau mati. Apakah Anda pernah sangat haus akan Allah? Apakah Anda pernah merindukan hari Minggu seperti hari gajian? Apakah Anda pernah merindukan Allah seperti merindukan kekasih Anda? Memikirkannya terus-menerus? Adakah semangat itu masih membara di dalam hati Anda? Pemazmur bahkan tidak tidur sepanjang malam memikirkan Allah (ay. 7). Allah menjadi Pribadi yang lebih dirindukan daripada kekasihnya.
Semua itu terjadi karena ia sudah merasakan betapa Allah mengasihi Dia (ay. 4, 6, 8, 9).

Jika kita bisa begitu semangat dan antusias untuk menonton aksi superhero yang dalam realita tidak pernah menyelamatkan kita, mengapa kita tidak antusias untuk mengalami perjumpaan dengan Allah, Juruselamat kita?

Refleksi Diri:

  • Adakah semangat yang masih membara untuk berjumpa dengan Yesus di dalam hati Anda?
  • Jika masih ada, bagaimana cara Anda memelihara semangat tersebut?