Bagikan artikel ini :

Haus Akan Tuhan

Mazmur 42:1-12
Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
- Mazmur 42:3

Pendeta dan penulis Amerika, A.W. Tozer berpendapat, “Salah satu musuh terbesar orang Kristen adalah cepat puas diri secara rohani. Kekristenan telah jatuh dalam keadaannya yang rendah sekarang ini karena kurangnya hasrat akan Allah. Di antara mereka yang mengaku sebagai orang Kristen sangat jarang memperlihatkan rasa haus yang bergairah akan Tuhan.” Fenomena riil saat ini memperlihatkan bahwa tidak banyak orang yang mau membayar harga dan berkorban untuk mengejar pengenalan akan Allah. Umumnya, kita lebih berani berkorban demi mencapai kesuksesan jasmaniah dibandingkan rohaniah, bukan?

Rasa haus dan lapar merupakan tanggapan tubuh sebagai tanda bahwa tubuh kita masih hidup. Demikian juga dalam hal kerohanian. Salah satu indikator kerohanian kita masih hidup dan sehat adalah adanya rasa haus dan lapar akan Tuhan. Berhenti haus dan lapar akan Allah berarti kita sedang mati secara rohani.

Ayat di atas mencerminkan kehidupan rohani Pemazmur. Ia menganalogikan orang percaya dengan rusa yang haus akan air, yang selalu mencari pemuasan dan kepuasan di dalam Tuhan saja. Karena harta kekayaan, kesenangan, hobi, maupun makanan, tak satu pun dapat memuaskan dahaga jiwa kita. Hanya di dalam Tuhan Yesus, kita menemukan kepuasan sejati. Yesus mengundang kita datang kepada-Nya, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh. 6:35). Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan kerohanian sehingga kita yang percaya kepada-Nya pasti mengalami kepuasan jiwa.

Jangan biarkan perkara duniawi menghambat dan mengurangi kerinduan jiwa kita akan Tuhan. Tidaklah salah menikmati berkat-berkat Tuhan, tapi jangan sampai kita terikat padanya. Itu bukan tujuan hidup, tapi sarana hidup. Ingatlah, tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia selamanya. Karena itu, waspadalah terhadap ketamakan, usaha mengejar kesenangan dan kenikmatan dunia yang menghalangi kecintaan kita kepada Tuhan. Berdoalah agar keinginan akan hadirat Tuhan diperkuat, kasih kita akan Tuhan makin bertambah, dan hasrat untuk membaca Alkitab makin bertambah. Kerinduan akan relasi dengan Tuhan melalui doa makin intensif dan komitmen melayani Tuhan makin bertumbuh.

Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda memiliki rasa haus dan lapar akan Tuhan? Apa yang menghalangi rasa haus Anda akan Tuhan saat ini?
  • Apa yang Anda akan lakukan untuk menumbuhkan atau membangkitkan kembali rasa lapar dan haus akan Tuhan?