Bagikan artikel ini :

Hidup Dalam Anugerah Allah

2 Korintus 6:1-10

Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
- 2 Korintus 6:1

Banyak orang-orang non-Kristen alergi dan antipati ketika mendengar kata “Kristen” karena melihat gaya hidup “oknum orang Kristen” yang tidak mencerminkan karakter Kristus yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, kesalehan, dan cinta kasih. “Orang Kristen” tersebut sebetulnya sudah menerima anugerah keselamatan yang amat mahal yang telah dibayar lunas dengan pengorbanan tubuh, darah, dan jiwa Kristus (1Ptr. 1:18-19). Sungguh disayangkan “orang Kristen” tersebut sepertinya menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang Kristus telah berikan kepadanya.

Rasul Paulus menasihati jemaat di Korintus supaya jangan menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang telah mereka terima. Paulus berkata demikian karena mendapat penghinaan dan penolakan berita Injil dari sejumlah oknum jemaat sehingga ia harus dipenjara, dihajar, didera, bahkan sampai hampir mati.

Anugerah adalah pemberian Allah kepada kita sebagai orang berdosa yang sebenarnya tidak layak kita terima. Paulus sendiri memberi contoh bagaimana ia menghidupi anugerah Allah. Pertama, ia tidak mau menjadi batu sandungan bagi orang lain (ay. 3). Kedua, ia rela menanggung kesulitan dan penderitaan demi melayani Tuhan dan jemaat-Nya (ay. 4-5). Ketiga, ia tetap menjaga kemurnian hati, hidup berintegritas dan memuliakan Allah (ay. 6-10).

Kita pun sebagai anak-anak Kristus wajib berjuang, mempertahankan dan mengerjakan keselamatan yang sudah Yesus berikan dengan tidak berkompromi terhadap dosa, tidak ikut arus dunia, dan tidak hidup sia-sia dengan mengejar hal-hal fana. Kita telah diselamatkan untuk melakukan pekerjaan baik dan Tuhan Yesus ingin kita melakukannya (Ef. 2:10).

Janganlah sampai terlambat berbenah diri saudaraku, sebab hidup ini singkat, kematian bisa datang kapan saja tanpa kita duga (Ibr. 9:27). Setelah itu, kita harus menghadap takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan setiap waktu, talenta, karunia, harta milik yang Dia percayakan pada kita (2Kor. 5:9-10). Apakah kita didapati sebagai hamba yang baik dan setia serta layak dianugerahi upah ataukah sebagai hamba yang jahat dan malas (Mat. 25:23,26)? Marilah hidupi anugerah keselamatan dari Allah dengan taat, setia, dan nyata dalam perbuatan.

Refleksi diri:

  • Menurut Anda, seberapa berharganya anugerah keselamatan yang Tuhan berikan kepada Anda?
  • Apakah Anda sudah menerima anugerah keselamatan tersebut? Bagaimanakah Anda menghidupinya?