Bagikan artikel ini :

Hidup Dalam Kemerdekaan

Galatia 5:1-15

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
- Galatia 5:13

Seorang tukang sayur berjalan ke pasar sambil memikul dagangannya. Sebuah mobil bak terbuka berhenti di sampingnya. Si sopir menawarkan tumpangan gratis kepadanya. Namun, satu hal aneh terjadi. Sementara mobil berjalan menuju kota, si tukang sayur tetap berdiri di bak mobil sambil memikul dagangannya. Ketika ditanya alasan ia melakukan hal itu, jawabannya adalah supaya tidak memberatkan mobil. Mungkin kita tertawa, bukan? Namun, terkadang kita juga melakukan hal serupa. Berapa sering kita yang sudah dimerdekakan dari dosa oleh Kristus, tetapi masih terus hidup di dalam dosa dan memikul dosa seakan-akan kita masih belum dimerdekakan?

Hal serupa terjadi dengan jemaat di Galatia. Mereka sudah dimerdekakan dari dosa, tetapi masih hidup dalam gaya hidup yang lama, terikat tradisi Taurat berupa sunat dan berpegang pada hari-hari tertentu. Paulus menasihati mereka. Pertama, bahwa mereka sudah dimerdekakan dari dosa karena anugerah Tuhan melalui karya penebusan dalam Kristus (ay. 1-12) maka tidak perlu lagi melakukan tradisi tersebut. Sayangnya mereka berpaling dari Kristus, lalu menghambakan diri lagi pada tradisi Taurat. Itu berarti mereka tidak menghargai karya Kristus dan menolak anugerah Tuhan. Mereka memilih mengusahakan sendiri keselamatan lewat perbuatan. Kedua, Paulus juga mengingatkan bahwa tujuan mereka dimerdekakan dari dosa ialah bukan untuk hidup menikmati dosa, bukan pula hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup mengasihi dan melayani Tuhan serta sesama (ay. 13-15).

Banyak orang Kristen salah memahami kemerdekaan sejati di dalam Kristus. Mereka menyangka bahwa dimerdekakan dari dosa, berarti hidup sebebas-bebasnya, tanpa aturan. Padahal kehidupan orang yang sudah dimerdekakan dari dosa oleh Kristus adalah hidup untuk melayani, menjadi berkat, dan saling mengasihi (ay. 14). Paulus bersaksi bahwa dirinya tidak mau menyia-nyiakan anugerah Allah, sebaliknya ia bekerja lebih keras dalam melayani Tuhan dan sesama (1Kor. 15:9-10). Jadi, Kristus memerdekakan kita agar dapat hidup mengasihi, melayani, memuliakan Tuhan, dan menjadi berkat bagi orang lain. Mari merespons anugerah Tuhan dengan berdiri teguh dalam iman, hidup dalam kesalehan dan kasih, serta berkarya nyata bagi Tuhan.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana respons Anda terhadap anugerah Allah yang sudah mengampuni dan menyelamatkan Anda dari hukuman kekal (neraka)?
  • Apa langkah konkrit yang Anda akan lakukan di dalam mendemonstrasikan kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama?