Bagikan artikel ini :

Hidup dalam terang

Efesus 5:1-21

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
- Efesus 5:15-16.

Penulis Robert L. Peabody mendefinisikan “sosialita” sebagai seseorang yang berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk menghibur sekaligus mendapatkan hiburan. Mereka berjiwa sosial tinggi yang ditunjukkan melalui tindakan suka menolong orang-orang yang kurang mampu dalam bentuk donasi dana atau sumbangan lainnya. Namun, sosialita mengalami pergeseran makna. Ada beberapa kelompok sosialita melakukan tindakan kurang mendidik, misalnya konsumerisme, hedonisme, berfoya-foya, gaya hidup mewah, bahkan ada yang melakukan tindakan melanggar norma agama.

Firman Tuhan dalam perikop hari ini dengan jelas memerintahkan kepada kita untuk berhati-hati dalam menjalani hidup, “Perhatikan dengan saksama bagaimana kamu hidup”. Hidup hati-hati dimulai dari mengenal atau mengetahui kehendak Tuhan. Untuk mengenal kehendak Tuhan kita harus hidup menurut firman-Nya dan memberi diri dituntun oleh-Nya.

Kita dipanggil untuk hidup berhati-hati karena hari-hari ini adalah jahat. Hal ini dibuktikan dengan kondisi yang ada di sekitar kita. Ada banyak tantangan dan godaan yang dapat membawa kita melakukan tindakan kejahatan atau dosa. Agar tidak jatuh ke dalam dosa maka hal pertama yang harus dilakukan adalah hidup dalam kasih, kepada Allah dan sesama dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (ay. 1-2).

Kedua, hidup dalam kekudusan, buang segala bentuk percabulan, kecemaran dan dosa-dosa (ay. 3-13). Sebab Allah kudus maka kita anak-anak-Nya dipanggil untuk hidup kudus juga.

Ketiga, menggunakan waktu secara bijak (ay. 15-16). Waktu yang ada adalah sebuah peluang yang harus dipergunakan dengan baik. Isilah waktu yang ada dengan melakukan tindakan kebaikan, hidup taat kepada perintah Tuhan.

Terakhir, hidup dipenuhi dengan Roh Kudus (ay. 18-21), artinya membiarkan hidup kita dikuasai, dibimbing, dan dipimpin oleh Roh Kudus. Kita menaati apa yang dikehendaki oleh Roh Kudus bukannya mengikuti keinginan kita sendiri.

Saat kita dengan setia menaati kehendak Allah, kita bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Manfaatkan waktu kesempatan yang diberikan selama hidup di dunia ini dengan baik, bijaksana, dan untuk mempermuliakan Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda menjalani hidup yang berkenan kepada Tuhan sebagai anak-anak terang?
  • Apakah Anda sudah bijaksana menggunakan waktu 24 jam yang Tuhan berikan? Apa buktinya?