Bagikan artikel ini :

Hidup Tanpa Kompromi

Daniel 1:1-21

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
- Daniel 1:8

Seorang musafir pergi ke luar kota menunggangi seekor unta. Ketika malam tiba, ia membangun kemahnya untuk beristirahat. Di tengah malam, untanya kedinginan dan memasukkan kepalanya ke dalam kemah seolah-olah meminta belas kasihan. Kemudian tuannya membiarkan unta itu memasukkan sebagian tubuhnya dalam kemah. Karena kompromi dari tuannya, perlahan unta itu berani memasukkan seluruh tubuhnya. Namun, akibat tubuh besarnya, unta itu justru mengobrak-abrik kemah. Kompromi, menurut kamus artinya persetujuan dengan jalan damai atau mengurangi tuntutan. Apakah kita boleh berkompromi dengan dosa atau mengurangi tuntutan untuk hidup benar sesuai standar Tuhan (Alkitab)?

Daniel dan teman-temannya memberi kita contoh mengenai gaya hidup tanpa kompromi. Mereka adalah orang Yahudi yang dipilih untuk bekerja bagi Raja Nebukadnezar, ketika suku Yehuda diasingkan ke Babilonia. Di satu sisi, pekerjaan mereka adalah jabatan yang terhormat. Namun di sisi lain, pekerjaan ini justru akan menguji iman dan ketaatan mereka. Mereka diperhadapkan dengan pilihan antara lebih menghormati Tuhan atau raja Babel.

Daniel dan teman-temannya menyetujui pemberian nama baru mereka dan pendidikan yang diterima. Namun, ketika harus mengubah gaya hidup dengan menyantap makanan raja, mereka menolaknya! Mereka tahu santapan tersebut telah dipersembahkan kepada ilah-ilah Babel. Ini bertentangan dengan perintah Tuhan (Im. 11; Ul. 14). Mereka tidak mau berkompromi sedikit pun dengan dosa, walaupun jika menolak raja maka konsenkuensinya adalah hukuman mati. Mereka lalu meminta dengan berani untuk diuji selama sepuluh hari hanya makan sayur dan diberi minum air putih. Tuhan memelihara mereka. Mereka akhirnya didapati jauh lebih sehat, kuat, dan sepuluh kali lebih cerdas daripada orang lain yang menyantap makanan raja (ay. 19-20).

Ketika kita berani mengambil risiko untuk hidup di dalam iman dan ketaatan, serta tidak kompromi dengan dosa maka Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya untuk memelihara dan memberkati kita. Mari terus belajar dan berjuang untuk mempertahankan integritas iman kita sebagai anak-anak Tuhan di tengah dunia. Hiduplah memuliakan Tuhan kapan pun dan di mana pun.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda memilih lebih menghormati Tuhan atau raja seandainya Anda di posisi Daniel saat ditawari untuk menyantap makanan raja? Apa alasan Anda?
  • Apa yang Anda lakukan untuk meneladani Daniel dengan hidup tanpa kompromiterhadap dosa?