Bagikan artikel ini :

Hidup Utuh

2 Raja-raja 12

Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
- Amsal 4:25-27

Yoas hidup seperti tidak memiliki pijakan yang tepat. Kehidupan yang dijalaninya memiliki dua wajah kontras yang seharusnya tidak bisa dijalani beriringan. Sisi pertama adalah Yoas tampak sebagai orang yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Di awal perkenalan profilnya disebutkan ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan karena imam Yoyada yang mengajarinya (ay. 2). Kita bisa melihat bagaimana Yoas dengan gigihnya berusaha untuk memperbaiki rumah Tuhan. Bahkan saat pekerjaan rumah Tuhan itu tidak berjalan dengan lancar, ia memiliki strategi yang lain, melibatkan orang-orang yang ahli di bidangnya dan melakukan pengaturan keuangan lagi (ay. 6-8). Bukankah ini tampak sebagai kerohanian yang baik?

Namun, sayang sekali ada sisi kedua yang juga tampak jelas dalam kehidupan Yoas. Dikatakan, “Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu.” (ay. 3). Praktik penyembahan berhala sudah mengakar, tetapi Yoas tidak melakukan pembersihan secara tuntas. Ia membiarkan praktik-praktik seperti itu tetap berlangsung. Kita bisa melihat di bagian lain (2Taw. 24:17-18) pada akhirnya orang-orang Yehuda benar-benar meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala. Hal lainnya adalah ketika di dalam tekanan raja Aram maka jurus yang dikeluarkan Yoas agar tetap aman adalah memberikan persembahan yang berharga, termasuk dari perbendaharaan rumah Tuhan (ay. 17-18). Yoas sama sekali tidak bergantung kepada Tuhan dan tidak mencari aman di dalam Tuhan.

Kita tidak bisa hidup di dalam dua wajah seperti itu. Kita harus berdiri di atas kebenaran Tuhan. Hidup seorang percaya tidak boleh hidup dalam kompromi-kompromi. Janganlah kita aktif di dalam berbagai pelayanan, rajin beribadah, tetapi di sisi lain kita juga “rajin” melakukan dosa. Kita ditebus Kristus supaya hidup sepenuhnya untuk Tuhan, bukan setengah hidup buat dunia dan setengah buat Kristus. Hiduplah secara utuh hanya untuk Kristus, jangan hanya untuk mencapai keamanan dan kenyamanan kita dengan mudahnya mengorbankan iman kita.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menjalani cara hidup yang takut akan Tuhan secara utuh di dalam setiap area kehidupan?
  • Apa perubahan yang mau Anda lakukan di area kehidupan tertentu dimana Anda berkompromi terhadap Tuhan?