Bagikan artikel ini :

Hikmat dalam Menjalani Hari

Mazmur 90

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90:12

Mazmur Musa ini berlatar belakang pengembaraan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun. Mazmur doa ini dipercaya digunakan oleh segenap umat Israel untuk menjalani hari-hari saat melewati padang belantara yang penat dan melelahkan. Doa mereka bukan agar hari-hari segera lewat tetapi supaya setiap orang memiliki hati yang bijaksana (ay. 12). Alasan Musa meminta Allah hikmat dalam menjalani hari, antara lain:

Pertama, Musa mengakui Allah sebagai "rumah"-nya (ay. 1-2), bahwa keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Hubungan dengan Tuhan, Sang pencipta dan pemilik hidup ini, baginya lebih dari segalanya. Hidup hanyalah angin berlalu jika tidak memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.

Kedua, Musa menyadari kesementaraan hidup manusia. Ia memakai kata "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan perbandingan antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ay. 3-6). Tuhan mengetahui segala keterbatasan dan kelemahan kita, hanya Dia yang bisa memberi kekuatan dan pertolongan.

Ketiga, Musa menyadari kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ay. 7-11). Musa meminta Allah menyatakan kesalahan yang perlu diperbaikinya agar ia memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu menjadi berarti.

Keempat, Musa mengungkapkan harapannya agar Allah berbalik kepadanya dan membuat hidupnya bersukacita menggantikan semua susah dan dukanya (ay. 13-17). Saat hidup dipenuhi pergumulan yang tidak mudah, Musa menghadapinya bersama Tuhan. Kasih setia Allah selalu menyertainya sehingga ia bisa bersorak-sorai dan bersukacita dalam menjalani hari-hari (ay. 14-15).

Saudaraku, saya mengajak Anda mengakhiri bulan ini dengan meminta seperti Musa meminta, "Kembalilah, ya TUHAN – berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!" (ay. 13). Mintalah di dalam Tuhan Yesus segala kasih sayang-Nya sehingga perjalanan berat hidup Anda akan berujung pada sorak sorai dan sukacita. Salam sorak sorai penuh sukacita.

HIDUP INI BERAT UNTUK DIJALANI, ANDA PERLU HIKMAT DARI TUHAN AGAR ADA SORAK-SORAI DI AKHIR PERJALANAN HIDUP ANDA.