Bagikan artikel ini :

Ketika Tuhan ambil sedikit

Mazmur 26

Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
- Mazmur 26:2

Anda sudah hidup nyaman dan tenang. Hanya riak-riak kecil dalam hidup Anda. Suatu hari, gelombang yang sedikit besar melanda. Mungkin sakit-penyakit, kerugian usaha atau problem keluarga. Anda terusik. Anda tidak terima. Mengomel sambil protes kepada Tuhan, mengapa “mengganggu” kenyamanan Anda. Pernahkah Anda mengalami hal itu?

Pengalaman itu pasti tidak menyenangkan. Namun, apakah Anda pernah berhenti sejenak untuk merenung apakah maksud Tuhan di balik semua ini? Saya ingat sebuah lagu di buku nyanyian PPK yang isinya seperti ini:
Buah zaitun tak ditekan tak ‘kan jadi minyak / Buah anggur tak diperas tak ‘kan menjadi arak / Minyak narwastu tak diolah tak berbau semerbak / O Tuhan perlukah aku t’rima pend’ritaan-Mu / Tiap pukulan pasti berguna /Jika apa yang Kau ambil dengan Diri Kau ganti. Ya, pembentukan. Tuhan sedang membentuk Anda.

Pemazmur memberanikan diri meminta Tuhan menelisik hatinya. Bukan berarti ia merasa sudah baik. Ia tidak sombong. Yang ia inginkan adalah Tuhan terus memberi kepekaan agar ia selalu “tune in” kepada Tuhan seperti penggemar radio yang terus mendengarkan radio favoritnya. Ia ingin menjaga hati nuraninya selalu berpaut kepada Tuhan, bukan kepada dunia dan isinya (ay. 3). Yang ia rindukan adalah selalu berada di rumah Tuhan, artinya Tuhan selalu hadir dalam hidupnya.
Kepada siapakah atau apakah Anda menujukan mata Anda? Ketika kenyamanan Anda sedikit terganggu, apakah Anda protes kepada Tuhan? “Tuhan, Engkau tidak adil.” Atau Anda berkata, “Tuhan, saya tahu ini bagian dari pembentukanmu agar aku lebih murni. Tuhan, aku tetap mengasihi-Mu, berpaut pada-Mu karena hidup bersama-Mu jauh lebih bernilai daripada bersama berkat-berkat-Mu.”

Tuhan mengambil bukan tanda Dia keji. Dia mengambil agar kita mendapatkan kembali yang lebih besar bahkan paling besar, yaitu kehadiran-Nya sendiri dalam hidup kita. Mari kita belajar bertumbuh semakin dewasa secara rohani dalam menghadapi setiap ujian kehidupan yang Tuhan Yesus izinkan terjadi. Bagaikan bejana siap dibentuk, demikian pula kita sebaiknya bersikap.

Refleksi Diri:

  • Hal-hal apa saja dalam hidup yang Tuhan pernah izinkan terjadi yang membuat Anda terusik tapi pada akhirnya menumbuhkan kerohanian Anda?
  • Apa yang Anda akan lakukan supaya hati Anda selalu terpaut kepada Tuhan Yesus saat menghadapi ujian kehidupan?