Ingatlah Siapa Diri Anda
Yeremia 22:13-19
Sangkamu rajakah engkau, jika engkau bertanding dalam hal pemakaian kayu aras? Tidakkah ayahmu makan minum juga dan beroleh kenikmatan? Tetapi ia melakukan keadilan dan kebenaran, serta mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin dengan adil. Bukankah itu namanya mengenal Aku? demikianlah firman TUHAN.
- Yeremia 22:15-16
Apakah Anda pernah melihat perubahan dalam diri seseorang yang Anda kenal? Lain dulu, lain sekarang. “Dulu waktu bukan siapa-siapa, dia sangat ramah dan rendah hati. Sekarang waktu sudah jaya, dia begitu sombong dan arogan,” mungkin Anda pernah mendengar ucapan kalimat seperti ini. Sepenggal kalimat dari Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, “Jika Anda ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan.” Kalimat ini ada benarnya. Terkadang kita bisa melihat seseorang menunjukkan karakter aslinya di saat memiliki banyak hal. Ia merasa dirinya paling hebat, memandang yang lain lebih rendah, tidak segan-segan untuk melanggar peraturan.
Kita juga bisa menjadi orang yang lupa diri ketika berada di posisi puncak, kedudukan tinggi ataupun situasi menguntungkan. Seperti Raja Yoyakim yang menganggap jabatannya
sebagai keuntungan pribadi, sampai Tuhan berkata, “Sangkamu rajakah engkau, jika engkau bertanding dalam hal pemakaian kayu aras?” (ay. 15). Yoyakim berpikir untuk menunjukkan dirinya raja, ia dapat menggunakan hal-hal yang megah. Yoyakim tidak melakukan yang benar di hadapan Tuhan, padahal Yosia ayahnya, adalah seorang yang benar di hadapan Tuhan (2Raj. 22:2). Yoyakim tidak peduli dengan Tuhan, juga dengan orang lain, yang ia pikirkan hanyalah dirinya sendiri. Memalukan bukan hidup seperti ini?
Jangan sampai kita sebagai orang percaya, menjalani hidup seperti Yoyakim. Untuk mencegahnya ingatlah akan hal berikut, bahwa kita bukanlah siapa-siapa tanpa Kristus. Kita adalah orang berdosa yang tidak berharga. Kita menjadi berharga karena Kristus yang menyelamatkan. Dengan mengingat status kita di hadapan Tuhan, kita menjadi tahu diri dalam menjalani hidup. Sering-seringlah mengingat siapa diri kita di hadapan Tuhan, supaya kita tidak lupa diri. Semakin kita mengenal Kristus, semakin kita rindu untuk hidup demi kemuliaan Kristus, bukan untuk diri sendiri.
Refleksi Diri:
- Apa saja hal-hal yang membuat Anda tergoda untuk melihat diri lebih tinggi daripada seharusnya?
- Bagaimana sikap yang ingin Anda pelihara dan kembangkan agar tetap hidup tahu diri di hadapan Tuhan?