Bagikan artikel ini :

Inilah Wanita Yang Kucintai

Kidung Agung 2:4

Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.
- Amsal 12:4

Sebuah billboard di Tulsa, Oklahoma bertuliskan demikian, “Amy, I love you more!” (“Amy, aku mencintaimu lebih lagi!”). Keanehan ini bermula dari seorang pengusaha yang menyewa billboard untuk kepentingan bisnis, tapi karena satu dan dua alasan di tengah jalan mengubah niatnya. Billboard kemudian ditulisi pernyataan cintanya kepada Amy, sang istri, tidak secara privat, tetapi kepada semua orang.

Inilah gambaran yang kita temukan pada ayat bacaan hari ini. Sang raja membawa kekasihnya ke pesta. Latar belakang si gadis sebagai rakyat jelata membuatnya canggung berada di antara para tamu ningrat. Namun, sang raja tidak malu dengan kekasihnya. Dengan bangga ia memperkenalkannya kepada seluruh tamu undangan. Seolah-olah sebuah billboard berjalan atau panji-panji, dituliskan di atas kepala si gadis, “Inilah wanita yang kucintai. Tertanda: Salomo”.

Sebagaimana rasa aman adalah kebutuhan wanita, rasa bangga adalah kebutuhan pria. Karena itu, wanita perlu menjadi pendamping yang sepadan. Suami akan bangga kepada istrinya jika si istri dapat mengimbanginya.

Prinsip ini mirip seperti kalimat singkat yang sering dikutip pada zaman sekarang ini: di balik setiap pria sukses ada wanita hebat di belakangnya. Kita mungkin ingat bagaimana sosok-sosok pemimpin negara kita yang sukses dalam kepemimpinannya, seperti B.J. Habibie (alm.) yang didukung oleh wanita hebat, yaitu istrinya, Ainun (alm.). Atau Bapak Presiden Jokowi yang didukung oleh istrinya Ibu Iriani. Mereka adalah contoh sosok istri yang mendukung keberhasilan suaminya dengan cara mengimbangi kemampuan dirinya.

Sebagai wanita, Anda menyaksikan bagaimana suami meningkat kariernya, harta bendanya, pengetahuannya, dan koneksinya seiring berjalannya waktu. Jika sekarang Anda baru menyadari bahwa kualitas Anda tidak bisa mengimbangi, mungkin sudah saatnya mulai berbenah diri, menimba ilmu, menambah keahlian dalam bidang tertentu, atau terlibat dalam kegiatan yang membuat suami mengagumi Anda. Di sisi lain, sebagai suami, Anda harus menyadari istri Anda juga manusia yang tidak sempurna. Jika Yesus Kristus di hadapan seisi surga menyatakan gereja-Nya yang penuh kelemahan sebagai mempelai-Nya, mengapa Anda tidak bisa bangga akan pasangan Anda?

Refleksi Diri:

  • Sebagai pria, pikirkan minimal tiga hal dari pasangan Anda yang membuat Anda bangga.
  • Sebagai wanita, apakah Anda dapat mengimbangi pasangan Anda? Jika tidak, apa hal-hal yang bisa membantu Anda mengimbangi diri?