Injil Pedang Bermata Dua
Markus 6:6b-13
Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”
- Markus 6:11
Pedang bermata dua secara figuratif merujuk kepada satu hal yang memiliki dua konsekuensi baik dan buruk. Apa yang tidak terbayangkan oleh banyak orang adalah Injil juga seperti pedang bermata dua. Di satu sisi Injil adalah kabar baik, berita keselamatan bagi orang-orang percaya. Namun, Injil juga sekaligus adalah kabar buruk, berita penghakiman bagi orang-orang yang menolaknya. Kebenaran ini terungkap jelas dalam bagian firman Tuhan hari ini.
Yesus tidak terpengaruh oleh penolakan orang-orang di kampung halaman-Nya. Sebaliknya, Dia terus melakukan pelayanan dan mengajar dari satu desa ke desa lainnya (ay. 6b). Karena pelayanan begitu luas, Dia memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka berdua-dua. Kecuali sebatang tongkat, mereka tidak boleh membawa apa pun sebagai bekal perjalanan. Pembatasan ini bertujuan agar para murid bersandar sepenuhnya kepada Tuhan yang akan menyediakan kebutuhan mereka. Mereka tidak boleh demi kenyamanan pindah rumah, tetapi harus tinggal di rumah orang yang pertama kali menerima mereka (ay. 10). Jika ditolak, mereka harus keluar dari tempat itu dan mengebaskan debu dari kaki mereka. Mengebaskan debu dari kaki adalah simbol bahwa ada batas antara orang percaya dan orang tidak percaya. Ketika orang Yahudi keluar dari daerah orang non-Yahudi, mereka akan mengebaskan debu dari kaki mereka agar tidak membawa debu itu masuk ke wilayah orang Yahudi. Bahwa murid-murid Yesus mengebaskan debu dari kaki mereka menandakan tempat itu adalah daerah orang yang tidak percaya sehingga hukuman Allah akan dijatuhkan atas mereka. Itulah sebabnya Alkitab mencatat: “sebagai peringatan bagi mereka” (ay. 11b). Semua ini menunjukkan bahwa murid-murid Yesus di satu sisi memberitakan Injil yang membawa keselamatan bagi orang-orang percaya, dan di sisi lain berita penghakiman bagi mereka menolak.
Hari ini pun kita murid-murid Yesus dipanggil untuk memberitakan Injil dengan senantiasa bersandar kepada Tuhan Allah kita. Kita perlu memberitakan Injil sebagai kabar baik, tanpa mengabaikan bahwa Injil juga membawa penghakiman bagi mereka yang menolak. Meskipun ada penolakan, biarlah itu menjadi bagian Tuhan yang berhak menghakimi dan memberkati.
Refleksi Diri:
- Bagaimana cara mengabarkan Injil keselamatan tanpa mengabaikan berita penghakiman Allah bagi yang menolak?
- Apakah Anda sudah menyampaikan kedua sisi Injil Yesus Kristus tersebut? Berdoalah minta hikmat kepada Tuhan pada saat Anda mengabarkan Injil.