Bagikan artikel ini :

Jangan keras hati

Keluaran 9:22-35

Tetapi tentang engkau dan para pegawaimu, aku tahu, bahwa kamu belum takut kepada TUHAN Allah.
- Keluaran 9:30

Kisah pembebasan bangsa Israel dari Mesir begitu menakjubkan. Allah dengan kuasanya, melakukan mukjizat berupa sepuluh tulah melalui hambanya, Nabi Musa. Firaun melihat dengan matanya sendiri berbagai macam tulah itu. Firaun bahkan mengalami sendiri akibat dari tulah-tulah tersebut, tapi tetap saja ia belum percaya Tuhan.

Apa sebetulnya ciri orang-orang yang belum percaya? (1) Mereka mendengar tetapi tidak peduli. Mereka cuek, pura-pura tidak mendengar. Apa yang disampaikan masuk dari telinga kanan, keluar melalui telinga kiri (2) Mereka melihat tetapi tidak percaya. Mereka menolak untuk percaya atas tanda kuasa yang ditunjukkan Tuhan. (3) Mereka mengalami tetapi tidak mau bertobat. Mereka mengeraskan hatinya, sekeras batu cadas. Untuk orang-orang seperti ini, mendapatkan teguran, peringatan, kesakitan atau penderitaan, tidaklah mempan.

Jika kita teliti sampai akhir kisah ini, setiap musibah demi musibah yang Firaun alami hanya membuatnya terhenti sejenak, meratap sebentar, menderita sekejab, lalu minta ampun sesaat, tapi tidak sungguh bertobat. Begitu tulahnya reda, ia kembali pada sifat jahatnya. Otak dan hatinya sudah keras. Orang-orang tipe ini tidak punya koneksi antara pikiran dan perasaan. Wataknya begitu bebal, bengis, bedegong (bahasa Sunda: keras kepala) dan bejat.

Anda pernah bertemu dengan orang seperti ini? Orang-orang yang tidak bisa kita pahami, kenapa kok bisa keras kepala gitu yah? Jangan heran, sejak awal zaman sudah ada tipe orang seperti ini. Saya menyebutnya dengan istilah “Ori Reject”, original tapi reject, asli tapi rusak. Kepada orang-orang seperti ini kita hanya bisa mendoakan mereka. Bersikap ngotot dan berargumentasi hanya menambahkan kekerasan hati mereka. Serahkan kekerasan hati mereka kepada Tuhan. Hanya Dia yang sanggup melembutkan hati mereka.

Ambil waktu untuk mengoreksi diri, belajar melihat, bagaimana dengan hati kita? Apakah masih menyimpan kemarahan, kekecewaan, kecurigaan atau kepahitan? Semua itu modal yang membuat hati kita keras. Perbaiki diri. Belajar bersikap lembut atas teguran yang Tuhan Yesus berikan. Tak ada gunanya berkeras hati. Percaya saja kepada Kristus.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah bertemu dengan orang-orang yang begitu keras kepala sehingga menolak percaya kepada Yesus Kristus? Bagaimana Anda bersikap kepada mereka?
  • Apabila Anda menemukan diri Anda yang keras kepala, apa yang ingin Anda lakukan?