Bagikan artikel ini :

Jangan menipu Tuhan!

Kisah Para Rasul 5:1-11

“Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? …
Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.”
- Kisah Para Rasul 5:3-4

Kejadian ini benar terjadi dan sempat masuk surat kabar. Seorang wanita bernama DR, nekat menipu Tuhan. Wanita itu berkata kepada Tuhan kalau Tuhan bisa menyenangkan dan menemaninya jalan-jalan maka ia akan memberikan uang banyak kepada Tuhan. Akhirnya Tuhan tertipu sekitar 1,9 juta karena ingin menyenangkan wanita tersebut.

Lhoo, kok Tuhan bisa ditipu? Tuhan di Sorga tidak mungkin tertipu karena Dia Mahatahu. Dia tahu kedalaman hati manusia. Yang ditipu DR adalah Tuhan yang gemar makan bakso dan suka menerima uang banyak, hehehe… Pria bernama Tuhan ini warga kabupaten Lumajang.

Tuhan tidak suka manusia berjiwa penipu. Amsal 12:2 mencatat, “Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukum-Nya.” Namun manusia sepertinya tidak takut karena kalau bisa, Tuhan pun akan ditipunya. Perikop hari ini menceritakan Ananias dan Safira yang melakukan penipuan. Mereka lupa nasihat Nabi Maleakhi agar jangan menipu Tuhan (Mal. 3:8-9). Tidaklah salah menahan sebagian hasil penjualan dan uangnya mereka gunakan untuk kepentingan sendiri. Namun, bohong besar jika mereka mengatakan telah memberikan semua yang mereka miliki.

Bagaimana cara manusia menipu Tuhan? Banyak daftar yang bisa disusun tapi intinya cuma dua: Pertama, ingin mendapat kesenangan dan keuntungan dari Tuhan sehingga rela melakukan apa saja, asal bisa mendapatnya. Motivasinya bukan untuk menghormati dan menyembah Tuhan.

Kedua, memiliki wajah malaikat di hadapan orang lain padahal berhati iblis. Ia lembut bertutur kata, pandai mengolah bahasa, bahkan wajah bagai bayi takberdosa, tapi di balik kata-kata, hatinya penuh tipu daya.

Di Tiongkok, banyak orang hidup dari tipu ke tipu. Karena itu, saya belajar untuk jangan gampang percaya orang. Namun pepatah berkata, orang yang selalu curiga kepada orang lain, sesungguhnya dialah penipu sejati. Jadi harus bagaimana? Perlu hikmat sorgawi karena sesungguhnya bukan hanya di Tiongkok, tapi di seluruh dunia termasuk di sekitar kita.

Saudaraku, di hadapan manusia kita bisa bersandiwara. Mari belajar tidak bersandiwara di hadapan Tuhan Yesus sebab Dia tak mungkin tertipu. Salam tidak lagi menipu Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Pernahkah Anda mempunyai niat atau bahkan pernah menipu Tuhan dalam bentuk apa pun? Segera bertobat dan mohonkan ampun.
  • Bagaimana Anda sekarang akan belajar berhati tulus dan tidak bersandiwara di hadapan Tuhan?