Bagikan artikel ini :

Jangan Pakai Pedas

Amsal 15:1-12

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan marah.
- Amsal 15:1

Anda pasti tidak asing dengan judul berita semacam ini: Seorang paman dibunuh keponakannya, gara-gara keponakannya sakit hati sering dihina-hina. Atau: Tidak tahan dengan hujatan netizen di sosmednya, seorang artis bunuh diri. Banyak kasus-kasus mengerikan terjadi karena disulut perkataan. Belum lagi perceraian pernikahan muncul karena dimulai saling menyakiti pasangan melalui perkataan. Tak terhitung hubungan kakak adik menjadi dingin karena perkataan pedas. Perkataan yang salah bisa menimbulkan banyak masalah pelik dan dampaknya menghancurkan.

Salah satu hal yang paling sulit dilakukan adalah berkata-kata lemah lembut di tengah situasi yang penuh emosi. Sangat mungkin dalam situasi tersebut perkataan yang keluar adalah kata-kata pedas yang menyayat hati. Perkataan pedas sering menyerang kelemahan-kelemahan pribadi seseorang. Perkataan pedas dapat melukai harga diri seseorang. Hati-hati dengan perkataan pedas karena membangkitkan amarah. Kadang ada tipe orang yang berkata, “Yah saya sih kadang pedes kalau ngomong, tapi sesudahnya sih cepet lupa juga, jadi nggak usah diambil hati.” Ini egois sekali! Perkataan-perkataan pedas tidak bisa dihilangkan dengan penghapus begitu saja. Orang yang disakiti hatinya bisa mengingat perkataan pedas yang dikatakan seseorang kepadanya sampai titik komanya, padahal peristiwanya terjadi belasan tahun yang lalu. Perkataan pedas tidak pernah membuat adem, malahan membuat panas hati.

Mari bicara jangan pakai pedas, berkatalah dengan lemah lembut. Jawaban lemah lembut bukan hanya soal intonasi suara tetapi perkataan yang menyesuaikan dengan kehendak Tuhan, yang rela menahan diri, dan di dalam kata-katanya ada kasih. Perkataan lemah lembut meredakan kegeraman. Dampaknya luar biasa karena dapat memberikan situasi yang damai.

Lihatlah kembali kepada Tuhan Yesus. Hanya karena kelemahlembutan-Nya kita bisa diselamatkan. Jika Yesus telah lemah lembut kepada kita, masakan kita tidak melakukannya kepada orang lain? Kita memang tidak akan mampu untuk bicara lemah lembut dengan kekuatan sendiri. Mintalah Roh Kudus menolong kita untuk memproses perkataan kita supaya penuh kelemahlembutan. Biarlah yang pedas itu sambal saja, jangan perkataan kita.

Refleksi diri:

  • Coba refleksikan diri, apakah perkataan Anda sering pedas sehingga menyakiti orang lain?
  • Apa komitmen Anda untuk berusaha berkata-kata dengan lemah lembut seperti Tuhan Yesus?