Jangan Rumpie!
Yakobus 3:1-10
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
- Yakobus 3:9-10
Gibah, gosip, gunjing, kasak-kusuk, kabar burung, itu semua kata yang serumpun. Inti beritanya mungkin benar tapi bumbunya terlalu banyak, kebanyakan asumsi dan emosi. Kita perlu berhati-hati berurusan dengan rumpun kata-kata ini. Jangan asal rumpie! Dulu sempat trending topic tentang putusnya putra orang nomor satu di Indonesia dengan pacarnya. Setelah lima tahun pacaran, tiba-tiba ia ditikung oleh karyawannya dan meninggalkan pacarnya. Komen-komen negatif, sumpah serapah, unfollow, bermunculan di medsos. Netizen menyalahkan dan menyayangkan. Lalu muncullah asumsi, praduga, rumpie, dan sejenisnya. Awalnya senang, gemes, dan positif tapi kemudian berubah menjadi benci, bully, makian dan bahkan rasis.
Alkitab ajarkan dengan tegas melarang kita menghakimi sesama. Allah mengaruniakan kita kemampuan berbicara bukan untuk menjelek-jelekkan orang lain. Karena ketika kita menjelek-jelekkan orang, kita sedang menempatkan diri lebih baik dari orang lain. Itulah kesombongan. Tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Semua manusia telah berdosa dan pasti tak lepas dalam perkataan yang salah. Tidak ada orang yang bisa mengendalikan seluruh bagian tubuhnya dari dosa (ay. 2).
Jika kita menggunakan lidah untuk berbicara, haruslah berdasar fakta. Lidah kita berucap tujuannya untuk apa? Untuk menjelekkan atau menjatuhkan? Untuk kepuasan atau pelampiasan? Jangan yah! Tidak boleh begitu... Lidah memiliki kekuatan dan kita harus berhati-hati dengan cara kita menggunakan kata-kata. Tuhan menciptakan lidah kita untuk menyampaikan perkara-perkara besar yang membawa berkat bagi sesama (ay. 5).
Berkomentar di medsos pun perlu diperhatikan, jangan sampai komentar kita ikut menyebarkan kabar bohong dan kebencian, menghakimi, mengutuk, menyulut pertengkaran, membuka rahasia orang, dan sebagainya. Ingat lho sama jargon berikut: mulutmu adalah harimaumu. Apa yang kita sampaikan melalui komentar dan postingan di medsos yang merupakan ruang publik hendaklah sampaikan dengan hati-hati dan bijak. Jangan sembarangan ngomong. Salah bicara Anda bisa di-bully atau yang lebih parah dijerat hukum.
Eh, tapi bener nggak sih mereka putus? Lho... jadi rumpie.
Yuk, jaga mulut kita. Teladani Yesus Kristus yang selalu berkata-kata penuh berkat dan kasih. Jangan rumpie ya.
Refleksi diri:
- Bagaimana selama ini Anda menjaga perkataan dari rumpie, gosip, dan gibah baik secara lisan (langsung) atau melalui medsos?
- Apa ucapan berkat dan perkara besar yang ingin Anda sampaikan kepada orang-orang terdekat?