Jangan Takut, Maut Telah Dikalahkan
1 Korintus 15:21-22
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
- 1 Korintus 15:22
Apa yang terbersit di dalam pikiran Anda ketika membicarakan kematian? Secara umum bukankah orang memandang kematian sebagai sesuatu yang alami? Orang-orang paham, hidup di dunia ada batasnya. Siapa pun dia, hidupnya akan berakhir satu hari nanti. Namun, mari kita perhatikan ayat berikut ini: Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (ay. 21) Ternyata kematian bukanlah sesuatu yang natural. Kematian ada karena ada dosa. Kematian adalah hukuman karena dosa, tidak ada kematian jika tidak ada dosa. Kejatuhan Adam “memberi” kita semua kematian maka setiap orang pasti mati.
Mengerikan, bukan? Meskipun demikian, Tuhan tidak membiarkan ini. Kematian Kristus menantang klaim tersebut dan membatalkannya dalam kebangkitan-Nya. Dengan kata lain, kehidupan nyata hanya dapat ditemukan di dalam Kristus. Seperti yang dikatakan dalam ayat emas di atas. Nabi Yesaya juga menyampaikan, “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.” (Yes. 25:8). Di dalam bahasa aslinya kata “meniadakan” artinya menelan. Maut akan ditelan dan tidak pernah ada lagi. Siapa yang sanggup melakukannya? Siapa pribadi yang tidak terbawa oleh dosa, tetapi bisa menelan maut? Tidak lain dan tidak bukan hanya Tuhan Yesus. Melalui kebangkitan-Nya, maut ditelan, tidak berkuasa sama sekali. Karena itu, kematian orang percaya tidaklah menakutkan lagi karena kebangkitan hidup sudah dipastikan.
Dengan keyakinan ini, di dalam situasi terberat seperti apa pun yang orang percaya hadapi, pengharapan yang terang benderang selalu ada dan nyata, bukan sebuah ilusi. Sebuah tulisan mengatakan demikian: Lebih dari itu, kita akan bertemu kembali dengan ribuan tahun teman sekelas yang setia yang nama dan ceritanya telah menginspirasi kita dalam perjalanan kita sendiri. Kita akan mengenal mereka dan Tuhan kita secara langsung dan merayakan “tahun-tahun terbaik dalam hidup kita” yang tiada akhir. Itulah mengapa kebangkitan Kristus menjadi pondasi kokoh kita menjalani hidup dengan penuh pengharapan.
Refleksi Diri:
- Mengapa Anda bisa menghadapi kematian suatu saat nanti dengan tenang?
- Mengapa kebangkitan Kristus dapat menjadi sumber pengharapan Anda di masa-masa paling sulit?