Bagikan artikel ini :

Kala Kematian Adalah Kemenangan

Ibrani 2:10-15

... supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
- Ibrani 2:14b-15

Aku memiliki permulaan, tetapi tidak memiliki akhir, dan aku mengakhiri segala sesuatu yang memiliki permulaan. Siapakah aku? Jawaban untuk teka-teki ini adalah kematian. Kalimat “mengakhiri segala sesuatu” mengerikan sekali, bukan? Tidak heran banyak yang menggunakannya sebagai senjata untuk mengancam.

Bayangkan jika kematian adalah kematian kekal: hukuman, penderitaan, dan keterpisahan selamanya dari Allah, Sang Sumber Segala Kebaikan. Inilah yang disebut maut. Hukuman yang dijatuhkan kepada Iblis dan pengikut-pengikutnya. Ibarat orang yang akan dijatuhkan dari jurang, Iblis berusaha memegang sebanyak-banyaknya tangan untuk dibawa bersamanya. Itulah kita, manusia.

Maut adalah senjata ancaman Iblis yang membuat kehidupan manusia pun selalu dibayang-bayangi ketakutan. Pada akhirnya, hidup hanyalah menjadi usaha sia-sia untuk menunda kematian yang pasti. Kenapa harus bekerja? Supaya bisa makan. Kenapa harus makan? Supaya tidak mati.

Namun, semua berubah ketika Sang Kehidupan sendiri datang sebagai manusia, suatu makhluk yang dapat mati. Dia hidup tidak dalam ketakutan akan kematian yang pasti dan tidak pula berusaha menundanya. Padahal, kematian-Nya adalah tragedi terbesar di dalam sejarah. Dia dijual sahabat-Nya, ditinggalkan murid-murid-Nya, dan bangsa-Nya sendiri menghendaki Dia disalibkan padahal mereka tahu Dia tidak bersalah. Klimaksnya, Dia mengalami maut ketika berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46). Ini adalah kematian yang paling menakutkan, tetapi Dia dengan berani menyongsong kematian tersebut.

Justru dengan cara inilah Tuhan Yesus, Sang Kehidupan, mengalahkan maut. Kini, sama seperti-Nya, kita tidak perlu lagi takut akan kematian. Tidak perlu lagi kita hidup hanya sekadar untuk menunda kematian. Tuhan Yesus sudah melepaskan tangan Iblis yang siap menyeret kita bersamanya ke dalam maut. Iblis sudah tidak lagi berkuasa atas kita. Inilah makna salib, yakni kemenangan-Nya. Itulah sebabnya meskipun salib adalah tragedi terbesar, hari ini disebut Good Friday atau Jumat Agung.

Kematian yang juga adalah kemenangan Kristus atas Iblis dan maut memberikan alasan bagi kita untuk hidup. Kenapa harus bekerja? Supaya bisa memuliakan Dia. Kenapa harus makan? Supaya bisa memuliakan Dia. Kenapa harus hidup? Supaya bisa memuliakan Dia.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kematian Kristus yang juga adalah kemenangan-Nya, mengubah persepsi Anda tentang hari Jumat Agung?
  • Apakah saat ini Anda sedang berhadapan dengan ketakutan/kekhawatiran tertentu, khususnya mengenai kematian? Bagaimana firman hari ini dapat menguatkan Anda?