Bagikan artikel ini :

Karena Aku Punya Tuhan

1 Tesalonika 2:1-12

Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
- Tesalonika 2:2

Sebelum pergi menuju ke Tesalonika, Paulus telah mengalami banyak penderitaan di Filipi. Apa saja penderitaannya? Secara jiwa: difitnah, dihina, dikucilkan. Secara raga: dicambuk, diseret, dirantai, dimasukkan penjara. Kok nggak kapok, ya? Begitu bebas, bukannya ambil waktu untuk diam, berhenti, dan tinggalkan “kerjaan” yang buat menderita, eeh... ia masih tetap lakukan perjalanan kabarkan Injil ke Tesalonika.

Banyak orang Kristen saat pertama kali percaya Yesus Kristus punya semangat yang menggebu-gebu. Kasih mula-mulanya begitu kuat, gairah untuk melayani Tuhan membara, keinginannya menyelidiki firman Tuhan dan kebenaran-Nya penuh semangat. Sayangnya, seiring waktu saat menghadapi kesulitan hidup dan tantangan pelayanan, hatinya mulai redup, semangatnya luntur. Lumrah saja sih, sebab hati manusia penuh gejolak emosi, perasaaan kita pun bisa down. Tapi perlu diingat, jangan terjebak dalam lubang kesulitan dan tantangan terlalu lama. Belajarlah kepada Paulus yang meskipun alami penderitaan dan kesulitan, tetap bangkit dan terus setia melayani karena ia punya Tuhan.

Tak bisa dimengerti, bukan karena Paulus sulit dimengerti melainkan karena kita belum sampai pada “level imannya”, “level kasihnya”, dan “level fokusnya”. Paulus sudah sampai sana. Imannya utuh, kasihnya penuh, dan fokusnya satu. Ia telah menyerahkan dirinya secara penuh dan utuh kepada Tuhan Yesus. Antara perkataan dan perbuatan dari seluruh aspek kehidupannya pun konsisten. Sehingga penderitaan, hinaan, kemiskinan, kesakitan, kesendirian dilupakannya, semua itu tidak menghalangi niatnya melayani Tuhan.

Tetap sanggup untuk lanjutkan walaupun dilupakan. Tetap semangat untuk jalani walaupun sendiri. Tetap fokus untuk setia walaupun berdarah-darah. Tetap setia untuk pergi walaupun di sana sepi. Ini bukan kegilaan atau kemustahilan. Ini yang akan terjadi kalau Saudara dan saya berusaha dari hari ke hari untuk sungguh mengasihi, sungguh fokus, dan sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Ada kekuatan, kemampuan, kesetiaan dan kedamaian karena saya punya Tuhan.

Selamat mengawali hari. Selamat berjuang dan tetap setia.

Refleksi diri:

  • Apa kesulitan hidup dan tantangan pelayanan yang sempat membuat Anda undur dari melayani Tuhan?
  • Bagaimana Anda akan belajar fokus dan tetap setia dan mengasihi Yesus apa pun kesulitannya?